PWMU.CO– Pariwisata halal menjadi tren baru dalam dunia bisnis setelah pertumbuhan ekonomi membaik pasca pandemi Covid-19.
Hal itu terungkap dalam seminar Peluang dan Tantangan Bisnis Pariwisata Halal di Jawa Timur di Hotel Namira Surabaya, Senin (20/3/2023).
Hadir dalam seminar ini pengusaha pariwisata halal dari bisnis hotel, travel, makanan, pakaian, perawatan wajah, dan lainnya.
Muhammad Soleh, Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Jawa Timur mengatakan, kehadiran para pelaku usaha pariwisata bisa bersilaturahmi sekaligus bersinergi dan berkolaborasi untuk menangkap peluang bisnis pariwisata halal.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM yang membuka acara seminar sekaligus sebagai narasumber menyampaikan, ketika kita berbisnis tentunya banyak tantangan dengan dinamika yang beragam untuk itu marilah kita menguatkan ketauhidan kita agar tetap tegar menghadapi permasalaha.
”Dari ketauhidan itu kita bisa taawun, saling membantu, bekerja sama sehingga bisnis yang kita jalani berjalan lancar dan sukses,” katanya.
Menurut dia, dari al-Quran surat Fushilat ayat 30 bisa mengambil pelajaran bahwa prinsip ketauhidan memberikan dampak keteguhan, ketegaran dan kesungguhan untuk menapaki kesuksesan yang diperjuangkan.
Pasar produk halal terbuka luas, sambung dia, ada 1,4 milar penduduk muslim di dunia menjadi konsumen beragam produk halal. Setiap tahun terus bertambah. Ada prospek yang luar biasa, seperti program ekonomi syariah, beragam produk industri halal dan lainnya, namun di negara kita yang mayoritas muslim, destinasi wisata halal masih belum masuk 10 besar dunia.
”Tugas kita semua untuk terus berusaha mengembangkan dan memasarkan destinasi pariwisata halal seperti pada sasaran milenial dan memperluas akses pemasarannya,” katanya.
Muhammadiyah, kata dia, dalam muktamar telah membentuk lembaga baru, Lembaga Pemeriksa Halal, sebagai upaya pengembangan pariwisata halal. Melalui Amal Usaha Muhammadiyah bisa dijadikan destinasi pariwisata halal dengan fasilitas hotel, transportasi, konsumsi dan lainnya.
Narasumber kedua, Muhammad Torino Junaidi, Wakil Ketua Kadin Jawa Timur menyampaikan, ada banyak hal yang bisa kita lakukan dalam bisnis pariwisata halal, seperti daya tarik wisata, sarana transportasi, akomodasi, dan pariwisata unik untuk diberi muatan kehalalannya.
Dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 168, ujar dia, menginspirasi beragam produk pariwisata halal sehingga wisatawan lebih nyaman.
Lima Fokus
Narasumber ketiga, Muhsin, Ketua Badan Pengurus Jaringan Wisata Muhammadiyah (JWM), menyampaikan, program pariwisata halal yang diinisiasi JWM pada mulanya kurang diperhatikan oleh pelaku usaha pariwisata. Bahkan terkesan ditakuti karena dianggap merombak kebijakan pariwisata yang selama ini sudah berjalan.
”Setelah diberikan penjelasan dan pencerahan akhirnya bisa menerima. Pariwisata halal ini dalam bentuk layanan premium. Kita memberikan tambahan layanan seperti transportasi, konsumsi dan ketersediaan tempat ibadah, tempat wudhu, sajadah, al-Quran dan lainnya,” katanya.
Menurut dia, ada lima fokus pengembangan pariwisata halal, yaitu hotel, transportasi, food, tour package dan finance.
”Alhamdulillah upaya tersebut terus kita perjuangkan. Prospek pariwisata halal semakin bertambah. Melalui seminar ini kita rekomendasikan untuk usulan dibentuknya Dirjen Pariwisata Halal,” tuturnya.
Penulis Andi Hariyadi Editor Sugeng Purwanto