Calon Penghuni Surga, Jangan Lupakan Ini oleh Abu Nasir, Ketua PDM Kota Pasuruan.
PWMU.CO– Namanya lebih sering disebut di bulan Ramadhan. Mudah diingat tapi orang suka lalai dengannya. Ringan dilakukan tapi sulit menjalankannya.
Mengamalkan hal ini, jika waktunya tepat akan mengantarkan pelakunya menjadi salah satu penghuni surga di antara orang orang yang jujur, sabar, taat, ahli infak.
Al-Quran menyatakannya dalam surat Ali Imran ayat 17:
اَلصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ
” ….orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar “.
Ya, itulah amalan istighfar di waktu sahur. Bulan Ramadhan merekomendasikan para shaaimin untuk makan di dua waktu, yaitu takjil di saat Magrib dan sahur menjelang fajar. Waktunya menjelang fajar adalah sahar.
Seringkali waktu sahar diidentikkan dengan makan sahur. Tidak salah memang. Fokus kepada makan sahur membuat orang lupa kepada amalan lainnya. Istighfar selayaknya menjadi andalan amal ibadah sebelum atau sesudah makan sahurnya.
Ayat di atas meyakinkan kita bahwa orang-orang yang beristighfar menjadikannya penghuni surga bersama mereka yang sabar, jujur, taat dan suka bersedekah. Calon penghuni surga tidak akan menyia-siakan waktu sahurnya hanya untuk makan belaka. Istighfar memang amalan biasa dan ringan saja. Yang membuatnya istimewa dan luar biasa adalah waktu dan nilai tambah dari makan sahurnya.
وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
” Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).
Di tengah keberkahan yang dikandung dalam makan sahur dan pembeda puasa orang Islam dengan Yahudi dan Nasrani, istighfar menawarkan surga bagi mereka yang mengutamakannya.
Waktu Mustajab Berdoa
Pada rentang antara dimulainya sepertiga malam akhir hingga menjelang Subuh rabb al-alamiin turun ke langit dunia. Dia menyeru:
” Siapa saja yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan. Yang meminta kepada-Ku Aku beri dan yang meminta ampun kepada-Ku akan Aku berikan pengampunan “.
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
Artinya: “Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman: “Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepadaKu, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Begitulah kemurahan Allah ‘Azza wa Jalla
Sahur, waktu mustajab buat berdoa, meminta apa saja kepada Allah SWT dan doa serta permintaan itu akan dikabulkan olehNya.
Di tengah kegalauan hati, kerisauan pikiran, kelemahan jiwa akibat cobaan silih berganti dan deraan kesulitan hidup tiada tara berdoa dan beristighfar di waktu sahur adalah oase yang memberikan kesejukan dan jalan keluar bagi hamba. Maka kurang apa lagi pemberian Allah kepada kita?
Editor Sugeng Purwanto