Kita Sarungi Warga Muhammadiyah untuk Bangkitkan UMKM, liputan khusus Kajian Ramadhan PWM Jatim oleh Sugiran.
PWMU.CO – Ada yang menarik saat momen acara peneguhan Ketua Majelis dan Lembaga Pimpinan Wilayah Muhammadiyah PWM Jatim di acara Kajian ramadan 1444 Dome Universitas Muhammadiyah Malang UMM, Sabtu (25/3/2023).
Salah satu ketua majelis terlihat dengan santai mengenakan bawahan sarung, sementara ketua majelis dan lembaga lainnya memakai bawahan celana.
Dia adalah Ketua Lembaga Pengembangan UMKM PWM Jatim Ir Imam Sugiri MM. Menurutnya Kajian Ramadhan 1444 PWM Jatim dengan tema Membangkitkan Jihad Ekonomi Muhammadiyah pas dengan lembaga yang dipercayakan kepadanya untuk pengembangan UMKM.
“Tentu ini tidak main-main. Saya kira dengan tema ini membuat semangat kita yang ada di lembaga ini lebih berkobar untuk menggerakkan ekonomi Muhammadiyah,” ujarnya.
Muhammadiyah, lanjutnya, mulai dari ranting, jamaah-jamaah pengajian, sekolah-sekolah mulai TK hingga perguruan tinggi, di rumah sakit atau di manapun, selama ini gerakan yang dilakukan adalah gerakan dakwah.
“Selama ini belum berbasis ekonomi. Kewajiban kami adalah bagaimana gerakan dakwah dan gerakan ekonomi dalam situasi ekonomi negara yang belum baik ini harus kita bangkitkan,” tegasnya.
Menurutnya, Muhammadiyah harus sudah sadar dengan apa yang ditegaskan di Muktamar Muhammadiyah di Makassar. Salah satu pilar yang digerakkan adalah pilar ekonomi.
“Pilar ekonomi bukan hanya sebagai wacana. Tetapi harus menjadi kegiatan harian di persyarikatan Muhammadiyah, mulai dari tingkat ranting hingga Pimpinan Pusat PP Muhammadiyah,” jelasnya.
Ditanya PWMU.CO tentang penampilannya saat peneguhan majelis dan lembaga dengan memakai sarung, dia mengungkapkan dirinya memang terbiasa memakai sarung.
“Ini karena reborn dan seperti terlahir kembali. Saya banyak bergaul dengan masyarakat, maka tentu saya tidak meninggalkan budaya sarung. Ini budaya khas Indonesia,” terangnya sambil tersenyum.
“Dan yang pasti ini ada aspek ekonomi dari sarung yang saya pakai ini. Muhammadiyah kita sarungi semua. Sehingga pengrajin-pengrajin sarung kita lebih tumbuh lagi,” tutup pria kelahiran Sidoarjo, 4 Maret 1964 ini. (*)