Siswa SD Musix Ikuti Kuliah Ramadhan di UM Surabaya, liputan Kontributor PWMU.CO Surabaya Khusnul Khotimah
PWMU.CO – SD Muhammadiyah 6 (SD Musix) Gadung Surabaya, Jawa Timur melaksanakan Darul Arqam dalam dua tahap. Tahap untuk kelas bawah (I-III) Senin-Selasa (27-28/3/2023) dan tahap 2 untuk kelas atas (IV-VI), Rabu-Kamis (29-30/3/2023).
Ketua Panitia Darul Arqam Muthmainnatul Fuadah SPdI mengatakan setelah dua tahun kemarin kita melaksanakan Darul Arqam Daring (DAD) via Zoom dengan para tokoh terkenal, kali ini mulai kita laksanakan lagi darul arqam secara luring (luar jaringan).
“Semoga kembali membangkitkan semangat belajar anak-anak,” ungkap nya.
Dia memaparkan Darul Arqam adalah istilah yang digunakan sebagai wadah pembinaan siswa SD Musix di bulan Ramadhan. Pembinaan ini berupa pembinaan ibadah, akhlak, ilmu, dan kepribadiannya.
“Darul Arqam kita kali ini mengajak Sahabat Gen Q (sebutan bagi siswa SD Musix) berkuliah bersama mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya dengan tema Ramadhan Berakhlak dan Berilmu, Hidup menjadi Mudah dan Terarah,” papar guru Bahasa Arab itu.
Kuliah Ramadhan
Muthmainnatul Fuadah menjelaskan pada Rabu (29/3/2023) siswa SD Musix mengikuti Kuliah Ramadhan yang disampaikan dosen Prodi Hukum Keluarga Islam di Fakultas Agama Islam UM Surabaya Mokhammad Ikhwanuddin SHI MHI.
“Siswa kelas IV-VI mengikuti mengikuti kulian di Ruang Teater Gedung Fakultas Kedokteran.”
Siswa datang mengenakan kostum sesuai profesi pada bidang yang akan mereka kunjungi. Kelas IV yang akan tour ke laboratorium FAI mengenakan busana ala ilmuwan muslim. Siswa kelas V ke Lab Teknik berbusana ala insinyur, serta kelas VI berbusana ala dokter akan berkunjung ke Lab Kedokteran.
Dalam kuliah tersebut, Mokhammad Ikhwanuddin menjelaskan tentang landasan orang berilmu. Pertama ta’lim, yaitu karakter Islam dasar adalah ilmu.
“Seperti diwahyukan pertama kali kepada Rasulullah SAW adalah Surat al-Alaq ayat 1-5. Perintah pertama adalah iqra’ yang berarti bacalah. Membaca apa saja, buku, teks, pesan, majalah, dan sebagainya, yang berarti perhatian terhadap lingkungan.
Kedua, ta’dim, memperbaiki akhlak. Jangan sampai punya ilmu jadi kehilangan etika. Hal ini berarti juga kita harus menghormati orangtua. Orangtua itu adalah orang yang melahirkan kita, orang yang melahirkan pasangan kita, dan orang yang mengajarkan kita.
“Kita perlu berbuat ikhsan terhadap orangtua. Dikatakan ikhsan itu jika kita diperlakukan jelek, maka kita membalas dengan kebaikan. Jika kita membalas kebaikan dengan kebaikan itu semata-mata adalah balas budi (mukafaah).”
Ketiga, taqwa, melakukan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Seperti diingatkan kepada kaum Muslim bertakwalah dengan menjauhi larangan-Nya.
“Jangan sekali-kali membentak orangtua, kalau ngomong kepada orangtua harus dengan ucapan karimah,” pesannya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.