Darul Arqam Ramadhan MIM 1 Kota Probolinggo Bahas Bahaya NAPZA, liputan Kontributor PWMU.CO Probolinggo Ifandi Septa Adi
PWMU.CO – Siswa kelas VI MI Muhammadiah 1 Kota Probolinggo (MIM Sapro), Jawa Timur mengadakan Darul Arqam dengan tema Muhammadiyah Bina Iman dan Taqwa, Jumat-Sabtu (31/3-15/4/2023).
Ketua Panitia Muhammad Imron Haris SE menjelaskan makna Daarul Arqam adalah sebuah tempat yang dulunya bernama Baitul Arqam yang merupakan tempat berkumpulnya orang-orang mukmin dalam urusan agama.
“Maka daripada itu dengan adanya acara ini mari kita ambil ilmu yang baik untuk kita beragama dan bernegara,” katanya.
Dia memaparkan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan keilmuan siswa tentang bahaya Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) dan ketakwaan kepada Allah SWT, terutama di bulan Ramadhan, serta menjalin silaturrahim antarkepala sekolah, guru, dan siswa.
Pengetahuan NAPZA
Pemateri Kaur Mintu Satreskrim Narkoba Polres Probolinggo Kota Achmad Fauzan SH menjelaskan pengetahuan NAPZA ini penting karena masih banyak orang-orang yang terjerumus ke dalamnya.
“Baik itu siswa polos dan tidak paham dan orang di sekitar kita,” katanya.
Di manapun dan kapanpun, lanjutnya, narkoba akan selalu menghantui anak-anak dan masa depan bangsa kita. Dengan sedikit pengetahuan tentang narkoba ini kita bisa mengetahui, meskipun narkoba juga memiliki sisi positif dalam bidang kedokteran tapi juga memiliki sisi negatif yang banyak disalahgunakan.
Dia mengajak mari kita mulai dengan menghindari yang namanya rokok, baik itu rokok batangan dan rokok elektrik yang mulai beredar.
“Beberapa penelitian mengungkapkan adanya zat asetal dehida dan karsinogen dalam jumlah besar di rokok elektrik.”
Acara ini mendapat antusias dari peserta siswa. Siswa kelas VI Djauhari Kayla Tsabita Wijaya al Kahfi
“Kenapa rokok masih diperjual belikan di masyarakat siapakah yang membuat hukum?” tanyanya.
“Yang membuat hukum adalah anggota dewan yang ada di pemerintah nanti saat Pemilu bisa ditanyakan dan dikasih masukan tentang perjual belikan rokok,” jawab Fauzan.
Hal serupa juga ditanyakan siswa kelas VI Ibrahim Naufal Rafanda Syaputra. “Apakah obat pereda nyeri itu juga terdapat zat adiktifnya juga?” tanyanya.
Fauzan mengatakan tidak semuanya obat pereda nyeri mengandung zat aditif karena sudah diuji dan di buat dengan kebutuhan pasien. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.