Dai Jangan Takut Lapar; Liputan Dadang Prabowo
PWMU.CO – Seorang dai atau mubaligh itu harus smart dan tidak boleh takut lapar. Hal tersebut disampaikan oleh Insan Muhatadawan di hadapan santri Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah (SPEAM) Kota Pasuruan, Senin (3/4/2023) di Mushala Padepokan Hizbul Wathan, Dau, Kabupaten Malang.
Ustadz Insan, sapaannya, menyampaikan seorang dai itu harus smart. Smart dalam bahasa Arab artinya adalah ma’ruf yang berasal dari kata ‘urf yang berarti kebiasaan. Dan seorang dai harus memiliki ma’rifah (pengetahuan).
Jadi seorang dai, lanjut alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor itu harus mengetahui tentang kebiasaan dari orang yang didakwahi. Oleh karena itu dai itu harus arif, yaitu bijaksana.
Selain itu seorang dai juga harus memiliiki sikap tawadhu, tidak merasa tahu, apalagi sok tahu.
“Jadilah bintang yang tinggi, tapi cahayanya tetap kelihatan di atas permukaan air,” ujarnya.
Jangan Takut Lapar
Ustadz Insan menyampaikan bahwa seorang dai tidak boleh takut kelaparan. Ia kemudian mengutip potongan ayat 151 surat al-An’am.
وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَوْلَٰدَكُم مِّنْ إِمْلَٰقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
Artinya: Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka
Ia juga menyampaikan nasihat gurunya ketika masih berada di pesantren untuk para dai: “Fi ayyi ardhin tatha ta’kul. Di mana pun kamu berada, kamu pasti makan.”
Untuk itu, ia berpesan kepada para santri: jangan pernah takut kelaparan.
Tur Dakwah Ramadhan santri SPEAM kali ini bertempat di Masjid Khadijah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Kegitan tersebut berjalan selama satu pekan. Mulai dari Senin (3/4/23) sampai Ahad (9/4/23). (*)
Editor Mohammad Nurfatoni