Imam Rawatib yang Ramah Jamaah Anak Itu Wafat, Liputan Musyrifah
PWMU.CO – Sudarman (70) Imam Rawatib Masjid Al-Muttaqin, Desa Banyuwangi, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, wafat di Rumah Sakit Fatma Medika Sembayat Manyar, Gresik, karena sakit, Jumat (7/4/2023) pukul 04.50 WIB.
Sudarman sosok yang rendah hati dan sabar ini mengalami sakit beberapa bulan terakhir. Namun masih aktif di masjid.
Dalam kesehariannya, selain menjadi imam masjid, Sudarman bekerja menjaga tambak di sekitar Desa Banyuwangi. Karena sakitnya yang semakin parah, hingga Ramadhan tahun ini dia sudah tidak bisa menjalankan tugas sebagai imam di Masjid.
Ketua Takmir Masjid Al-Muttaqin Ahmad Muhtarom menyampaikan rasa bela sungkawa dan duka yang mendalam atas wafatnya Sudarman.
“Saya atas nama pengurus Masjid Al-Muttaqin dan jama’ah turut berduka cita, kami sangat kehilangan almarhum,” ujarnya.
Dia mengenang, Sudarman adalah sosok yang lemah lembut dan tidak banyak bicara. “Kami semua mendoakan semoga Allah menerima amal ibadah almarhum, wafat pada hari ini di bulan Ramadhan, semoga husnul khatimah, amin,” tutur pria kelahiran Gresik ini.
Ramah pada Jamaah Anak
Mewakili Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Banyuwangi dan jamaah Ir H Arif Efendi juga merasa kehilangan sosok almarhum.
Menurutnya, Sudarman orang yang Istikamah dalam beribadah dan menjalankan tugasnya sebagai imam.
“Kepada jamaah yang lain sikapnya baik, dan ramah terhadap anak-anak yang shalat di masjid,” ungkapnya.
Selalu membimbing dan mengarahkan anak-anak yang shalat di masjid dia mengajak diskusi kepada jamaah lain untuk kemakmuran masjid.
Mantan Kepala Desa Banyuwangi periode 2015-2021 ini juga turut mendoakan agara almarhum husnul khatimah.
“Dan dalam waktu dekat kami akan segera berkoordinasi dengan pengurus untuk mencari dan mempersiapkan pengganti almarhum sebagai imam di Masjid Al-Muttaqin,” jelas ayah tiga anak ini.
Manusia Hanya Menunggu Giliran
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik H Anas Thohir SAg MPdI turut bertakziah.
Selaku imam shalat jenazah dan sambutan mewakili keluarga almarhum, Anas menyampaikan di depan jamaah, turut berduka cita atas wafatnya Sudarman.
“Saya mewakili keluarga menyampaikan permintaan maaf kepada jamaah dan masyarakat jika selama hidupnya almarhum mempunyai kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja,” tuturnya.
Jika di antara jamaah ada yang masih mempunyai urusan dengan almarhum, tambahnya, silakan segera menghubungi ahli waris atau keluarganya.
Anas menjelaskan manusia pernah merasakan hidup di alam rahim. “Kemudian manusia lahir dan menjalankan tugas kehidupan di alam dunia,” ujarnya.
Anas lalu menyitir Surat Yasin ayat 12, “Sungguh kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh).”
Dia menerangkan dalam tugas kehidupannya semua manusia dicatat amal perbuatannya. “Dan catatan itu akan ditunjukkan Allah setelah kita bangkit dari kubur,” katanya.
“Maka, apa yang kita perbuat di dunia semasa hidup ini. Perbuatan baik atau perbuatan buruk,” tutur pria kelahiran Gresik ini.
Wakila Ketua PDM Gresik yang membidangi Majelis Tabligh dan Tajdied Centre serta Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah mengajak jamaah untuk mengambil pelajaran bahwa manusia hanya menunggu giliran untuk menghadap Allah.
“Maka mari kita perbanyak amal baik kita semasa hidup ini, untuk menjadi pemberat amal baik,” ajaknya.
Di akhir sambutannya Anas mendoakan semoga almarhum husnul khatimah. “Karena menurut sunnah Nabi salah satu ciri husnul khoatimah adalah seseorang wafat di hari Jumat,” tambahnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni