Puasa tanpa Flexing; Liputan Muhammad Syaifudin Zuhri
PWMU.CO – Sekertaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Prof Dr Biyanto MAg menegaskan esensi puasa sebagai ibadah yang sangat privat, sangat pribadi, atau ibadah dalam kesunyian.
Hal itu disa sampaikan dalam buka bersama bertajuk “Berkah Ramadhan Memperat Silaturahmi Bekerja Sama dalam Kebaikan dan Ketakwaan” yang diselenggaraklan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) partai Amant Nasional (PAN) Jawa Timur Ruman PAN Jalan Darmokali 5-C Surabaya, Jumat (7/4/2023).
Menurutnya, puasa mengajarkan umat Islam untuk hidup bersahaja dan sabar. Ia mengutip tulisan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti Med berjudul: Puasa tanpa Flexing.
“Bisakah kita puasa tanpa pamer. Tanpa pamer rumah, pamer kendaraan, pamer makanan. Tulisan ini mengkritik tradisi elite negeri ini yang suka pamer dan hidup bermewah-mewah,” terangnya.
“Puasa adalah training sebulan guna menghasilkan pribadi yang jujur dan berintegritas, yakni orang-orang yang bisa merawat kata, apa yang dikatakan sejalan dengan apa yang ia lakukan,” tambahnya.
Hidup Bergilir seperti Roda Berputar
“Mereka yang lagi in power, harus hati-hati jangan flexing, Bahwa hidup itu seperti roda yang berputar,” pesan Prof Biyanto.
Al Qur’an mengajarkan paham mudawal artinya giliran. Tepatnya dalam surat al-Imran ayat 140. “Artinya, mendapat kekuasaan atau hilang kekuasaan, semua itu kata Allah dipergilirkan pada semua umat manusia,” terangnya.
Bagi mereka yang di atas harus sadar dan mawas diri. Sedangkan yang di bawah jangan berputus asa, tetap berikhtiar dan berdoa, “Terlebih doa orang yang berpuasa itu sangat mustajabah,” tutupnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni