PWMU.CO– Pengajian buka bersama PCM-PCA Buduran menghadirkan Ketua PDM Sidoarjo Prof Dr A. Dzo’ul Milal, Sabtu (8/4/2023).
Prof Milal, sapaan akrabnya, menjelaskan, semua hari di bulan Ramadhan penuh barakah, rahmat, dan maghfirah. Tidak ada yang membedakan sepuluh hari pertama, kedua, dan ketiga. “Begitulah cara Gusti Allah memotivasi kita agar mengintensifkan ibadah Ramadhan,” jelasnya.
Dia menjelaskan esensi puasa dengan menganalogikan mikrofon. ”Mik ini adalah strukturnya sedangkan fungsinya adalah untuk mengeraskan suara. Antara struktur dan fungsi sama pentingnya,” kata guru besar UIN Sunan Ampel ini.
Kalau ditarik pada memahami puasa Ramadhan, sambung dia, tidak makan dan tidak minum adalah strukturnya. Sedangkan isinya adalah imanan wahtisaban maka Allah akan mengampuni dosa yang telah berlalu. Berapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan pahala
Pria bersahaja ini menyitir hadits riwayat Nasai
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلَّا الْجُوعُ
Berapa banyak yang berpuasa tidak mendapat pahala puasa kecuali lapar.
“Banyak orang yang berpuasa hanya mengambil strukturnya saja tapi tidak memahami isi, tidak ada imanan wahtisaban, ” terangnya
Untuk mencapai laalakum tattaqun maka jangan tinggalkan imanan wahtisaban. Seseorang yang memahami isi puasa maka imanan wahtisaban tidak hanya pada bulan Ramadhan tetapi berlanjut setelah Ramadhan selama satu tahun bahkan sepanjang kehidupan.
Pria ragil dari 12 saudara ini menjelaskan, kesadaran imanan wahtisaban tetap ada, maka pikiran, hati ucapan dan perbuatan akan terkontrol.
“Ibadah puasa beda dengan ibadah yang lain seperti shalat, zakat, haji. Bisa dilihat orang, potensi riya masih ada, sedangkan puasa yang tahu diri kita dan Gusti Allah,” terangnya
Dalam hidup senatiasa konektif dengan Allah, hingga setiap perbuatan, pikiran dan niat dalam hati merasa diawasi Allah. Prof Milal mengutip surat asy-Syam 9-10.
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا، وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya.
Mengahiri ceramahnya Prof Milal berpesan agar meneladani KH Ahmad Dahlan dalam konsep al-Maun. Banyak yang kita ketahui tapi belum banyak dilaksanakan. Bulan Ramadhan kita tingkatkan kualitas dan kuantitas shalat, literasi al-Quran membaca dan memahami serta infak sedekah.
Di akhir pengajian buka bersama PCM Buduran ada kejutan dari M. Al-Fatih. Bocah berusia enam tahun itu menyerahkan tabungannya. Kotak berbentuk Kakbah berisi Rp 1,3 juta diserahkan kepada Ketua PCM Buduran Dr H. PK Prabowo untuk pembangunan gedung dakwah Muhammadiyah dan Masjid ar-Rayan Buduran.