PWMU.CO– Sejarah Darul Arqam di sekolah Muhammadiyah terungkap di acara reuni perak alumni SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) lulusan 1998, Jumat (8/3/2023) sore.
Hadir di acara itu guru yang melegenda H Joko Cahyo Mulyono BA yang kini berusia 77 tahun. Dia mendapat julukan Joko Malaikat oleh siswa Smamda Surabaya dari generasi ke generasi mulai dekade 90 hingga pensiun tahun 2013.
“Siswa memanggil saya begitu karena saya dikenal sangat tegas, selalu keliling kelas menggiring siswa untuk shalat berjamaah. Jika ada yang coba-coba menghindar, saya kejar dan terpaksa saya pukul mereka,” cerita Joko yang meminta maaf kepada siswanya saat acara reuni tersebut.
Namun siapa sangka, di balik garangnya nama Joko Malaikat ternyata banyak sumbangsihnya bagi kemajuan sekolah Muhammadiyah. Dia penggagas tradisi Darul Arqam di bulan Ramadhan, dia mengantarkan drumband perguruan Muhammadiyah Jawa Timur tampil pertama kali di Istora Senayan tahun 1979, hingga dialah pencipta lagu Mars Smamda tahun 1993.
H Joko Cahyo Mulyono BA awalnya tidak menyangka gagasannya mengadakan pendidikan intensif saat libur Ramadhan tahun 1976, kini marak menjadi agenda wajib tiap sekolah di seluruh Indonesia.
“Saat itu (1976) saya mengajar di SMP Muhammadiyah Kapasan. Saya berkeinginan mengadakan camping anak-anak saat libur Ramadhan. Ide itu disetujui kepala SMP Muhammadiyah Kapasan almarhum Sueb Manan, dan didukung Pak Isro yang menamakan kegiatan itu dengan istilah Darul Arqam,” kata Joko mengenang sejarah Darul Arqam.
Darul Arqam pertama, sambung dia, dilaksanakan di Perguruan Kapasan Surabaya tahun 1976. Semua siswa di Perguruan Muhammadiyah Kapasan Surabaya terdiri SMP, SMA, SMEA ikut semua.
“Darul Arqam pertama tahun 1976 diikuti ratusan siswa dalam dua pekan. Sepekan pertama putra, sepekan berikutnya putri. Sepekan full siswa dikurung di sekolah,” terang Joko.
Menyebar
Saat itu Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur juga berada di Kapasan. Kesuksesan kegiatan Darul Arqam didengar Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Wilayah (Mapendamwil) PWM almarhum dr Suherman yang menerapkan model itu ke seluruh sekolah Muhamamdiyah Jawa Timur.
Dia ingat yang memberikan tausiyah acara Darul Arqam perdana itu KH Ainul Rofiq Mansur, putra KH Mas Mansur yang akrab dipanggil Pak On.
“Karena saya yang ditunjuk sebagai ketua pelaksana sehingga tahu detail pelaksanaan Darul Arqam pertama tahun 1976, yang mengundang langsung Pak On,” tuturnya.
Sukses Darul Arqam perdana di Kapasan, maka tahun kedua (1977) konsep Darul Arqam dibawa ke Perguruan Muhammadiyah Pucang. Setelah itu, tahun 1978 oleh dr Suherman diusulkan jadi program kegiatan Ramadhan seluruh sekolah Muhammadiyah seluruh Jawa Timur.
“Bagai bola salju, program Darul Arqam di tahun 1979 diusulkan ke PP Muhammadiyah dan diterima menjadi program wajib seluruh sekolah Muhammadiyah se-Indonesia,” paparnya.
Kemudian program Darul Arqam Muhammadiyah ditiru pemerintah, sehingga sejak tahun 1980 marak kegiatan serupa dengan nama Pondok Ramadhan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia.
“Di tahun 1980 Kementerian Agama RI menetapkan harus ada pondok Ramadhan di sekolah-sekolah secara berjenjang,” kata Joko yang mengaku bahagia dengan kepeloporan Muhammadiyah memajukan Islam di Indonesia.
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Sugeng Purwanto