Berdiri Tahun 1964, Begini Sejarah dan Perkembangan Klinik Pratama Rawat Inap Muhammadiyah Parengan; Liputan Slamet Hariadi
PWMU.CO – Salah satu amal usaha Muhammadiyah (AUM) legendaris yang dimiliki Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pangkatrejo adalah Klinik Pratama Rawat Inap Muhammadiyah Parengan. Saat didirikan, namanya Balai Pengobatan Muhammadiyah Parengan.
Kliniki ini berada di Desa Parengan Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Kondisi Sosial Geografis
Kecamatan Maduran terletak pada ‘07°00’16 lintang selatan, serta 112°16’51” bujur timur. Luas 30,35 Km². Desa yang mempunyai wilayah terluas yaitu Desa Brumbun dengan luas wilayah 3,93 Km² atau 12,95 persen, sedangkan desa yang mempunyai wilayah terkecil yaitu Desa Pangkatrejo dengan luas wilayah 2,87 Km² atau 0,49 persen dari luas Kecamatan Maduran.
Batas wilayah Kecamatan Maduran, bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Laren, bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Sekaran, bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Tuban, dan bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Karanggeneng.
Kantor Kecamatan Maduran terletak di wilayah Desa Maduran. Jarak antara kantor Kecamatan Maduran dengan Kabupaten Lamongan adalah 28,4 Km². Kantor desa yang mempunyai jarak terjauh dari Kantor Kecamatan Maduran adalah Kantor Desa Duriwetan yaitu 9,0 Km², sedangkan kantor sesa yang terdekat adalah Kantor Desa Maduran.
Pemerintah Kecamatan Maduran memiliki 17 desa, 31 dusun, 39 rukun warga (RW), dan 163 rukun tetangga (RT). Desa-desa di Maduran meliputi Maduran, Jangkungsomo, Parengan, Pangkatrejo, Pringgoboyo, Gedangan, Blumbang, Turi, Gumantok, Pangean, Klangensrampat, Siwuran, Brumbun, Taji, Ngayung, Duri Wetan, dan Kanugrahan
Sejarah Muhammadiyah Pangkatrejo
Mengutip buku Tumbuh Mekar di Bumi Lamongan – Sejarah Pergerakan Muhammadiyah Lamongan 1936-2022, benih gerakan pembaharuan Islam di Pangkatrejo dipelopori oleh Kiai Sufyan Abdullah pada tahun 1929 dengan mendirikan sebuah balai pendidikan semacam pondok sederhana untuk mengaji, belajar bahasa Arab, dan sedikit pengetahuan umum.
Proses pendidikan dilakukan di rumah Mochammad Amin, mertua Kiai Sufyan Abdullah. Rumah tersebut terletak di depan Masjid At-Taqwa Pangkatrejo. Pada mulanya pondok ini tidak begitu terkenal, hanya terbatas pada kalangan terdekat. Tetapi lambat laun mengalami kemajuan. Muridnya semakin banyak dan akhirnya rumah Mochammad Amin tidak dapat menampung lagi.
Kemudian pada tahun 1932, pondok sederhana tersebut dipindah ke rumah bapak H Djaelani, di Dusun Waringinanom, Desa Pringgoboyo. Tepatnya di belakang Masjid At-Taqwa Pangkatrejo. Di rumah H Djaelani yang besar, megah, dan bertingkat ini akhirnya pondok sederhana ini diubah menjadi Madrasah Al-Abdaliyah.
Pada tahun 1967 para anggota PRM Parengan membangun masjid yang lebih besar lagi, yang baru selesai tahun 1970. Meski selesai dibangun masjid belum memiliki nama. Maka pada waktu pelaksanaan Darul Arqam pertama yang dilaksanakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, RH. Moeljadi memberinya nama Masjid Al-Arqam.
Pengesahan pendirian PCM Pangkatrejo berdasarkan surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor M.125/C.09/90 tertanggal 10 April 1990. Tokoh pimpinan penggerak organisasi tercatat sebagai berikut: H Zainudin, H Shofwan Amrullah, HM Fadheli, dan Mangun.
PRM yang telah berdiri dan ber-SK adalah Parengan, Pangkatrejo, Pringgoboyo, Turi, Pagendingan, Siwalan, Maduran, Gedangan, Jamang, Klagen Srampat, Duri Wetan, dan Brumbun
Adapun Ketua PCM Pangkatrejo dari tahun 1952 hingga tahun 2020 adalah: Abdul Chamid Ismail (1952-1954), Abdul Karim (1954-1955), Mukasan Ruthbi (1955-1957), M. Zainoeddin (1958-1963), KH Madhan (1963-1975), KH Zainudin (1975-1985), KH Sofwan Amrullah (1985-1995), KH. Fadli (1995-2003), Drs. Edy Suryono, M.Si (2003-2005),Drs. KH Ali Hilmy MAg (2005-2010), Drs Farchan (2010-2022).
Sejarah Berdirinya Balai Pengobatan
Balai Pengobatan (BP) Muhammadiyah Parengan berdiri pada tanggal 22 Juli 1967. Waktu itu dipimpin Masrufin SPd (wafat 22 September 2019). Dalam percakapan dengan penulis semasa hidupnya, dia menceritakan, awalnya BP ini mendompleng pada rumah warga dan berpindah dari rumah yang satu ke rumah yang lain.
Baru pada tahun 1970 BP Muhammadiyah Parengan ini memiliki tempat sendiri yang cukup sederhana. Seiring berjalannya waktu, BP ini sudah memiliki gedung permanen dengan dua lantai dengan luas bangunan 400 M2.
BP Muhammadiyah Parengan mulai dikenal masyarakat. Ini dibuktikan dengan asal kunjungan pasien dan rujukan pasien dari manteri dan bidan desa. Bagi BP ini merupakan tantangan tersendiri untuk mampu melayani secara optimal, terutama kelengkapan peralatan di UGD, sebab rata-rata banyak pasien kondisi kritis yang datang ke BP.
Mulai tahun 1997 hadir dr Taufiqurrahman untuk membuka pelayanan rawat inap, dia dokter pegawai tidak tetap (PTT) di puskesmas, dengan waktu praktik di BP sore. Dokter Taufiqurrahman ini berkomitmen berjuang untuk perkembangan BP Muhammadiyah Parengan hingga tahun 2005.
BP Muhammadiyah juga pernah bekerja sama dengan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) untuk penyediaan tenaga dokter. Dari kerja sama tersebut BP Muhammadiyah Parengan mendapatkan dokter yang mumpuni untuk berjuang. Di samping itu juga kerja sama di bidang penyediaan obat dan kompetensi.
Pada tahun 1998 BP ini menerima wakaf dari tokoh Muhammadiyah Parengan-Pangkatrejo berupa gedung yang dulunya bekas kantor CV Pertemuan. Kantor ini dirombak menjadi Rumah Bersalin (RB) dan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) yang tempatnya sejauh 500 meter dari BP Muhammadiyah Parengan.
Pada awal berdirinya cukup bagus kunjungan partus, rawat, jalan, dan imunisasi. Namun seiring banyaknya lulusan bidan baru yang praktik di sekitar RB, maka jumlah kunjungan pasien partus tiap tahun semakin berkurang. Belum lagi kurang pedulinya warga Muhammadiyah sekitar untuk merasa memiliki RB, sehingga tak sedikit warga Muhammadiyah ketika akan melahirkan memilih tempat lain.
Akhirnya RB dan BIKA itu ditutup. Lalu difungsialihkan untuk kantor Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM), yaitu lembaga keuangan mikro yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Balai Pengobatan Muhammadiyah Parengan yang sekarang berganti nama Klinik Pratama Rawat Inap Muhammadiyah Parengan ini, adalah salah amal usaha bidang kesehatan milik PCM Pangkatrejo.
Kehadiran klinik ini bisa dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat Kecamatan Maduran dan sekitarnya, karena menjadi satu-satunya klinik dengan pelayanan 24 jam. Dan sudah bekerja sama dengan BPJS kesehatan, sehingga bisa menjadi pilihan bagi masyarakat kurang mampu.
Tujuan Klinik Muhammadiyah Parengan
Tujuan awal pendirian BP Muhammadiyah Parengan adalah untuk men-support keuangan Madrasah Ibdtidaiyah Muhammadiyah Parengan yang setiap bulannya selalu defisit. Di samping membantu pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di sekitarnya, utamanya bagi warga yang tidak mampu.
Selain itu untuk mewujudkan pelayanan umat yang islami, sejahtera sehat jasmani dan rohani. Serta menjadikan lingkungan yang kondusif, sehat, cerdas dan berkemajuan.
Majelis Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PCM Pangkatrejo H Maslichan menjelaskan visi Klinik Pratama Rawat Inap Muhammadiyah Parengan adalah menjadikan pelayanan dasar yang bermutu, ramah profesional dalam mewujudkan masyarakat hidup sehat.
Misi yang pertama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna bagi semua lapisan masyarakat atas dasar keimanan, keikhlasan dan tanggung jawab. Kedua mewujudkan pelayanan kesehatan yang ramah dengan salam, senyum dan sapa. Dan ketiga untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, islami dan profesional. Motto klinik adalah Kepuasan Pasien adalah Tujuan Utama.
Rencana kerja klinik adalah bisa mewujudkan lulus akreditasi klinik, serta melengkapi kebutuhan peralatan dan sarana yang belum terpenuhi di antaranya pengadaan poligigi.
Layanan yang ada di meliputi pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, poli kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana (KB), laboratorium, home visit (home care), dan perawatan luka.
Sumber daya insani (SDI) terdiri dari tenaga medis: tiga dokter umum, enam perawat, dua apoteker, duaanalis kesehatan, satu bidan.
Sedangkan untuk tenaga nonmedis: administrasi dan rekam medis ada satu, petugas garmasi satu, bagian keuangan satu, driver ambulans satu, dan dua clining service. Total karyawan 25 orang.
Penyelenggara Klinik Pratama Rawat Inap Muhammadiyah Parengan adalah MPKU Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan.
Adapun anggota PCM Pangkatrejo adalah: Ketua Drs Farchan, Sekretaris Suduq SPd, serta anggota meliputi H. Alifin Amd Kep Mkes, Drs. H Mas’ud, H Lutfi, HM Said, Edi Muhyidin dan Drs Suharsono.
MPKU PCM Pangkatrejo: Ketua H Maslichan, Sekretaris Munif El-Hazmi SKep Ners. Dengan anggota H M Sadji dan Sumartik. Untuk penanggung jawab klinik dr Bambang Susilo MKes dengan kepala klinik dr Purna Bidari Intan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni