PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr Syamsuddin MA menjelaskan bahwa dalam dalam menjalankan agama yang berlandaskan Alquran dan Assunnah almaqbulah, Muhammadiyah berpedoman pada 4 empat prinsip.
Hal itu dia sampaikan dalam acara Baitul Arqam yang diadakan oleh Majelis Pendisikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pamekasan, di SMP Muhammadiyah Pamekasan, kegiatan Sabtu (22/4). Selain Syamsuddin, hadir sebagai pembicara adalah yaitu Wakil Ketua PWM Jatim Drs Nadjib Hamid MSi.
(Berita terkait: Dr Syamsuddin tentang Amalan Dunia dan Ibadah menurut Majelis Tarjih dan Tajdid dan Menjaga Api Perkaderan Muhammadiyah agar Tetap Berkobar di Pamekasan)
“Pertama, toleran. Muhammadiyah tidak dalam kapasitas menghakimi kelompok yang lainnya. Keputusan Majelis Tarjih misalnya, adalah pedoman bagi warga Persyarikatan sendiri,” ungkap Syamsuddin. Menurut dia, kalau ada pihak lain yang bertanya maka hal tersebut adalah kesempatan yang baik untuk menjelaskannya.
Kedua, kata Syamsuddin, Muhammadiyah tidak berafiliasi pada mazhab tertentu, baik fikih maupun kalam. “Artinya tidak mengikuti mazhab tertentu, melainkan dalam berijtihad bersumber pada Alquran dan Assunah. Namun Muhammadiyah sama sekali tidak menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada,” tegas dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
(Baca juga: Agenda Penting yang Harus Dilakukan Majelis Tarjih dan Tajdid 5 Tahun ke Depan dan Tajamkan Tarjih Lewat Raker)
“Ketiga, Muhammadiyah bersifat terbuka. Dalam arti tidak alergi apalagi emosi saat menerima kritik.” Adapun prinsip keempat, jelas Syamsuddin, Muhammadiyah tidak mengingkari adanya keragaman dalam melaksanakan tata cara ibadah.
Selain menjelaskan 4 prinsip di atas, Wakil Ketua PWM Jatim yang membidangi Majelis Tarjih dan Tajdid ini juga menyampaikan persoalan-persoalan ketarjihan dalam Muhammadiyah. (Abdul Hamid)