Berharap Kejayaan Umla melalui Sejarah Baitul Arqam. Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan Kontributor PWMU Lamongan.
PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) mengadakan Baitul Arqam yang dilaksanakan selama dua hari, Kamis- Jum’at (13-14/4/2023) di Auditorium Budi Utomo Umla.
Kegiatan yang diikuti oleh Civitas Akademika Umla ini mengusung tema Penguatan Nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan Menuju Civitas Umla yang Berkemajuan.
Saat pembukaan, turut hadir Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Drs KH Shodikin MPd, Wakil ketua PDM Lamongan Fathurrahim Syuhadi MM sekaligus menjadi instruktur Baitul Arqam.
Hadir juga Ketua Badan Pimpinan Harian (BPH) Umla Drs H Muntholib Sukandar, Rektor Umla Dr Abdul Aziz Alimul Hidayat SKep Ns MKes, beserta jajarannya, serta seluruh Civitas Akademika Umla.
Ketua Badan Pimpinan Harian (BPH) Umla, Drs H Muntholib Sukandar dalam sambutannya menceritakan sejarah tentang Baitul Arqam.
“Menurut jejak sejarah, Baitul Arqam adalah sebuah tempat di bukit Shafa yang digunakan oleh Rasulullah SAW untuk menghimpun sahabatnya yang sudah masuk Islam untuk menguatkan diri, karena ancaman-ancaman dari kaum kafir quraisy yang semakin lama, semakin menjadi-menjadi,” ujarnya.
Dia mengatakan, orang kafir quraisy saat itu bertekad untuk menghancurkan agama Islam dan memusnahkan Rasulullah SAW.
“Karena kalau agama Islam itu tumbuh, maka ada superioritas kekuasaan. Di mana Bani Hasyim akan memegang kendali dari peradaban atau keagamaan bangsa Arab, yang persaingan suku-sukunya sangat kuat,” sambungnya.
Sehingga, menurutnya, saat itu Muhammad SAW tidak boleh menjadi Nabi. Karena Nabi Muhammad SAW adalah keturunan dari Bani Hasyim.
“Oleh karena itu, kemudian dihimpunlah sahabat-sahabat setia yang sudah berani mati untuk membela agama Islam,” tandas Wakil Ketua PDM Lamongan ini.
Berharap Kejayaan Umla
Menurut Muntholib, peristiwa Baitul Arqam itu adalah by desain. Bagaimana saat itu Umar bin Khattab marah karena adiknya masuk Islam dan dia akan membunuh Nabi Muhammad SAW.
Kemudian Umar dihadang di tengah jalan oleh seseorang yang sudah masuk Islam, lalu ditanya, “Kenapa engkau ingin membunuh Muhammad SAW sedangkan adikmu sendiri sudah memeluk agama Islam?” tanya salah satu orang Islam ini.
Jadi, menurut Muntholib Sukandar, Baitul Arqam ini adalah by desain. Hal itu sudah direncanakan dan yang merencanakan adalah orang-orang yang ada di Baitul Arqam yang ahli di bidang strategi psikologis.
“Lalu ketika bertemu Rasulullah SAW, Umar bin Khattab ternyata tidak bisa berkutik, karena Rasulullah memberikan perlakuan yang luar biasa kepada Umar bin Khattab. Lantas hatinya langsung drop, dan akhirnya masuk Islam dengan dua kalimat syahadat,” tuturnya.
Dari cerita tersebut, Muntholib berharap, semoga acara Baitul Arqam di Umla ini tidak hanya menghabiskan waktu, tapi mampu mendiskusikan segala sesuatu, sehingga Umla akan memperoleh kejayaan di kemudian hari.
“Dan Insya Allah di segala kesulitan itu pasti ada kemudahan. Kesulitan Umla sekarang, akan menjadi kemudahan di kemudian hari,” pungkasnya. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni