Bahas Dakwah Digital, Majelis Tabligh PWM Jatim undang Ketua MPID; Liputan Darul Setiawan, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menggelar Kajian Ramadhan Mubaligh (Kurma) via Zoom, Jumat (14/4/23).
Bertema “Peluang dan Tantangan Dakwah Digital Muhammadiyah di Era Smartphone”, kegiatan kali ini mengundang Ketua Majelis Pustaka, Informasi, dan Digitalisasi (MPID) PWM Jawa Timur Dr Aribowo MSi dan Wakil Ketua Majelis Tabligh PWM Jatim Dr Sholikh MFillI.
Pukul 15.47 kegiatan dimulai dengan bacaan al-Quran oleh anggota Majelis Tabligh PWM Jatim Muhammad Roissudin MPd. Dia membaca lantunan ayat suci al-Quran Surat al-Qadr ayat 1-5.
Moderator Aziz Maulana Akhsan kemudian membuka acara dan mempersilakan Ketua Majelis Tabligh PWM Jatim Abdul Basit Lc MPdI. Dalam sambutannya dia menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dakwah digital. Era digital menjadi akses termudah dan termurah untuk dakwah, yakni model dakwah digital dengan berbagai platform.
“Saya mengapresiasi pada teman-teman yang semakin getol merealisasikan dakwah digital ini. Kita tetap memilih untuk orang-orang yang berkompeten, baik dari tim IT maupun orang yang style-nya cocok untuk dakwah digital,” ujarnya.
Di divisi ini, kata dia, perlu mencari sosok yang punya kompetensi ketika tampil di media agar bisa tampil menarik. “Juga mencari sosok pemuda yang cocok di majelis tabligh untuk dakwah digital. Dakwah digital dapat dinikmati oleh siapapun dan kapanpun selama ada sinyal,” jelasnya.
Pengaruh Digital
Sementara Ketua MPID Dr Aribowo menyampaikan, jika ilmu dasar yang dimilikinya adalah politik, namun pemahamannya kurang lebih sama terkait dakwah digital. “Hampir semua aktivitas kita masuk pada arena digital. Pengaruh di ranah mikro sungguh besar, baik di medsos dan IT, juga terhadap pengaruh sosial,” terangnya.
Menurut Aribowo, Teori Marx dan orang-orang materialis mengatakan, teknologi material memengaruhi perilaku dan cara berpikir orang bahkan value. “Orang sekarang banyak dipengaruhi hal-hal material seperti teknologi. Di mall-mall dan toko retail hampir banyak yang bangkrut karena kalah dengan perdagangan digital/online. Dan itu akan terus terjadi, semakin lama hal tersebut semakin kuat,” tuturnya.
Di luar negeri, lanjut dia, kampanye tidak memakai spanduk, baik di jalan, poster, maupun lainnya. Pusat pemenangan di Partai Republik maupun Demokrat ada di digital atau IT. Pengaruh media sosial sangat besar dalam ranah perdagangan, politik, maupun sosial. “Obama menang karena manajemen digitalisasi yang kuat. Donald Trump, presiden yang seperti itu bisa menang jadi presiden karena branding di media sosial,” ucapnya.
Branding Medsos
Di India, Narendra Modi membranding diri dan partainya sehingga menang. Maka digitalisasi juga sangat berpengaruh sampai saat ini. Karena itu di Eropa ada survei, pengetahuan sosial masyarakat dipengaruhi media sosial, seperti fesbuk, Instagram dan lainnya. Muncul sosial movement yang terbaru, tidak hanya offline tapi online.
“Muhammadiyah harus masuk ke ranah digital, karena labeling lembaga yang modern dan Islam Berkemajuan. Cashflow-nya Muhammadiyah Jatim 7-10 triliunan kalau mengutip Dr Saad Ibrahim. Maka Muhammadiyah tidak perlu menjadi subordinasi pemerintah,” ungkapnya.
Dakwah digital itu, lanjut dia, bisa berjalan efektif dan masif, agar seluruh dakwah kita bisa diakses semua golongan. “Kita harus punya data, kecenderungan kesenangan di dunia dakwah itu seperti apa seperti pada anak-anak dan remaja. Kita tertinggal pada saudara-saudara kita di NU dalam dakwah digital,” ujarnya.
Aribowo mengatakan, konten digital dan sasaran dakwah juga perlu dipetakan dalam laboratorium dakwah. “Tidak harus mahal, yang penting ada tim. Karena Muhammadiyah harus adaptif dengan perkembangan zaman,” papar Dosen Ilmu Sosial dan Politik FISIP Unair tersebut.
Editor Mohammad Nurfatoni.