Syekh dari Gaza Kunjungi SD Mudisa, Ceritakan Ini, Liputan Kontributor PWMU.CO Jember Muhammad Fajar Al Amin
PWMU.CO – Safari Ramadhan Lazizmu Jember menghadirkan Syekh Gaza Palestian Almutasimbilla JR Shnewra. Salah satu yang dikunjungi adalah Masjid Muhammad Darwis SD Muhammadiyah 1 (Mudisa) Jember, Jawa Timur, Jumat (14/4/2023).
Ketua Divisi Program Fundraising Lazizmu Dedi Miftahul Hamzah SEI mengungkapkan Syekh Almutasimbilla berada di Jember sejak Rabu (12/4/2023). Dia telah bersafari Ramadhan di beberapa kecamatan Jember, yakni di Tanggul, Kaliwates, Sumbersari, Wuluhan. “Dan terakhir yang dikunjungi Kecamatan Cakru, sebelum pada akhirnya bertolak Ke Kota Gresik,” ungkapnya.
Di setiap amal usaha yang dikunjungi, masyarakat memberikan infak dan sedekah melalui Lazizmu untuk sumbangan ke Palestina.
Nasihat dari Gaza untuk Mudisa
Syekh Almutasimbilla JR Shnewra memberikan nasihat singkatnya usai menjadi imam shalat Dhuha berjamaah bersama para siswa Mudisa dari kelas I-VI.
Nasihatnya diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia oleh dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya Ahmad Anas Lc MEI yang menemani syekh tersebut selama safari Ramadhan.
Syekh Mutasimbilla menyampaikan doa untuk para siswa Mudisaz, “Semoga kalian termasuk dari para pencari ilmu yang dilindungi para malaikat dengan sayap-sayapnya, di mana pun kalian menuntut ilmu.”
Dia juga berpesan pada seluruh siswa, bahwa menjadi seorang penuntut ilmu harus memiliki pegangan, yaitu al-Quran.
“Jadi apa pun cita-citamu nanti, harus tetap jadikan al-Quran sebagai pegangan hidup, jangan berpikir, ‘Aku mau jadi dokter, bukan ustadz buat apa belajar al-Quran’. Jangan berpikir seperti itu ya, tetap berpegang teguhlah pada al-Qur’an apa pun cita-citamu nanti,” jelasnya.
“Seperti dokter Muslim yang terkenal yaitu Ibnu Sina. Dia adalah dokter yang pertama kali hadir sebelum munculnya para dokter-dokter dan ilmuan dari barat,” imbuhnya.
Sejak Kecil Sudah Jadi Hafidz di Gaza
Syekh Mutasimbilla juga menceritakan anak-anak di Gaza sangat bersemangat menjadikan al-Quran pegangan hidup, bahkan banyak yang menjadi hafidh.
“Di Gaza sana, anak-anak usia 11,12 atau 13 sudah banyak yang sudah menghafal al-Quran, karena mereka ingin menggapai apa yang dikatakan Rasullah SAW, yang barang siapa menghafal Quran, kelak di akhirat akan memakaikan mahkota untuk kedua orang tuanya,” ungkapnya.
Ada juga yang menghafal Quran karena ingin seperti Shalahuddin Al Ayyubi, salah satu tokoh yang berhasil membebaskan Palestina dan Masjidil Aqsa pada zaman dulu dengan keyakinannya dengan Quran.
Di akhir nasihatnya ia berpesan, “Jadilah penghafal Quran, karena kelak di akhirat nanti, kalian akan menempati surga sesuai dengan tingkat seberapa banyak kalian menghafal Quran. Jika ingin menempati surga paling atas maka hafalkanlah seluruh ayat Quran.”
Sebelum Syekh Mutasimbillah meninggalkan Mudisa, Kepala SD Mudisa Abd. Wasid memberikan hasil infak yang terkumpul saat itu melaui Lazizmu Jember.
Saat ini terkumpul sejumlah uang Rp 11.782.000, yang akan disumbangkan melalui Lazizmu untuk Palestina.
“Terima kasih kepada para siswa dan siswi Mudisa, para wali murid, dan segenap keluarga Mudisa, semoga bermanfaat untuk saudara-saudara kita di Palestina,” ungkapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni