PWMU.CO– Empat perubahan diri menuju masyarakat berkualitas disampaikan Sekretaris PCM Dukun Ustadz Mufarikh SPdI MM dalam Pondok Ramadhan SD Muhammadiyah 1 Dukun, Kamis-Sabtu (13-15/4/2023).
Ustadz Mufarikh merinci empat perubahan diri itu, pertama, terampil. Menurut dia, Allah swt memberikan potensi pada setiap orang yang berbeda-beda. Tugas manusia adalah mencari setiap potensi tersebut dan mengembangkannya dengan tekun dan sabar.
”Guru mempunyai tugas menemukan dan mengarahkan semua potensi anak. Jangan dipaksa untuk mengikuti alur dan kebijakan yang selama ini tidak jelas. Misal guru memaksa semua siswa agar Matematikanya mendapat nilai 90 atau 100. Padahal ada siswa yang tidak menguasai Matematika,” katanya.
Keterampilan siswa bisa berbeda. Misal, tak pandai Matematika tapi hafalannya cepat, pandai pidato, pandai melukis, mahir dalam bidang olahraga.
Jadi, sambung dia, guru tidak boleh memaksa terhadap apa yang tidak diminati anak. Guru mengarahkan sesuai bakat dan yang diminati.
Kedua, optimis. Siswa harus optimis atau PD (Percaya Diri). Lawannya adalah pesimis. Tidak PD membawa seseorang jauh dari kesuksesan.
”Saat belajar siswa harus yakin. Saat disuruh praktik oleh gurunya siswa harus mau tampil. Belajar itu tidak langsung sempurna karena belajar itu proses dari tidak bisa menjadi bisa. Ketika anak-anak dulu masih kecil dari tidak bisa apa kemudian belajar merangkak sampai akhirnya bisa berjalan dengan sempurna. Semua itu butuh proses dan butuh keuletan dalam belajar dan kuncinya harus yakin pasti bisa,” katanya.
Ketiga, peduli. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Siapa di dunia ini yang sanggup hidup sendirian. Itulah sebabnya manusia disebut makhluk sosial.
”Bulan Ramadhan mengajarkan manusia untuk bersifat simpati dan empati pada orang lain. Masih banyak di sekitar kita yang membutuhkan uluran tangan untuk dibantu. Anak yatim, fakir miskin di sekitar kita,” ujarnya. ”Ibadah shalat, puasa saja tidak cukup harus diimbangi dengan ibadah sosial.”
Keempat, semangat. Kesuksesan tidak akan pernah kita raih kalau tidak ada semangat. Kita munculkan ghiroh dalam diri agar perubahan itu benar-benar bisa dicapai.
”Bagaimana nilai ujian bisa bagus kalau tidak semangat belajar, bagaimana bisa menjadi orator yang baik disuruh tampil pidato di depan saja tidak mau. Bagaimana bisa menjadi pelukis yang andal sedangkan kita lebih senang berjam-jam main HP, tidak mau latihan,” katanya.
Dia menegaskan, perubahan tidak bisa dilakukan dengan berandai-andai. Melihat ke atas sambil melamun. Perubahan harus dilakukan dengan keras. Bakat yang dimiliki seseorang hanya 1% sedangkan 99% adalah kerja keras.
Baksos
Di hari kedua (14/4/2023) anak-anakbelajar seni kaligrafi dan tuntunan baca tulis al-Quran oleh Ustadzah Mashunainiyah, guru al-Quran dan hadits.
Di akhir acara anak-anak yang mengikuti Imtihaanu Tahfidhil Quran jilid II juz 30 mendapatkan penghargaan dari pembina berupa sertifikat. Ada 8 anak selesai program hafalan juz 30. Yaitu Muhammad Yuda Pranata, Izzat Zaidan Dinata, Muhammad Afrizal Ardiansyah, Rafi Rahmat, Daffa Ardian Saputra, Nasrul Ihsan Syam dan Ziyad Amirul Haq.
Kelas VI Al-Hakim mendapatkan gelar sebagai kelas teristiqamah dalam melaksanakan program sekolah yang beberapa bulan ini berlangsung yakni Subuh Warrior. Penghargaan diserahkan oleh Wakasek Kesiswaan didampingi Ustadzah Srie Sulyana,SPd, Wakasek Kurikulum.
Puncak acara di hari terakhir (15/4/2023) panitia mengadakan bakti sosial membagikan 130 paket kepada warga dhuafa. Sembako dikumpulkan dari wali murid, calon siswa, dan warga Muhammadiyah sekitar komplek SD Muhammadiyah 1 Dukun.
Juga ada penyerahan bantuan untuk anak yatim. Satu paket parsel dan uang tunai diberikan kepada masing-masing anak yatim. Bantuan tersebut berasal dari BMT Berkah Insan Mulia dan SD Muhammadiyah 1 Dukun.
Penulis Mohammad Hasbi Amirudin Editor Sugeng Purwanto