Nuzulul Quran di Pesantren Sabilillah: Beramal Jangan seperti Robot; Laporan Fathurrahim Syuhadi Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Pesantren Sabilillah Desa Payaman, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan Jawa Timur mengadakan peringatan Nuzulul Qur’an, Senin (17/4/2023). Peringatan Nuzulul Qur’an ini diikuti 200-an orang terdiri dari santri dan warga persyarikatan Desa Payaman.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Mohamad Su’ud menjadi pembicara. Ia memulai tausiah dengan mengapresiasi semangat hadirin. Dia mengingatkan. di penghujung Ramadhan ini kita perlu ber-muhasabah. “Kebaikan apa yang telah kita perbuat selama Ramadhan. Termasuk target apa yang belum terpenuhi,” ujarnya.
Ketua Umum Pimpinan Daerah IPM Lamongan periode 1996-1998 itu mengajak para santri dan warga Persyarikatan menata niat. Menurutnya dengan niat yang baik dan benar maka itu bagian dari kesuksesan
Ia menambahkan, Inilah makna sesungguhnya dari hadist inamal a’maalu binniyat; segala sesuatu ditentukan oleh niat.
Niat itu adalah aktivitas hati. Kita bisa sukses dan hebat, itu tergantung niat dan apa yang kita pikirkan,” ungkap mubaligh asal Kecamatan Modo Lamongan ini
Sekretaris Majelis Tabligh Mohamad Su’ud Lamongan periode 2015-2022 ini mengajak kepada para santri dan jamaah persyarikatan agar lapang dada. Mudah memberikan maaf kepada saudaranya.
Ia menambahkan, dengan memberikan maaf akan menjadikan hidup lebih nyaman dan tenang. “Ketemu siapa pun juga nyaman,” katanya.
Aktivitas Ibadah Melibatkan Hati
Kepala SMK Muhammadiyah 6 Modo ini menjelaskan melakukan aktivitas kebaikan harus melibatkan hati, agar ada energi dan bernilai amalan. Jangan seperti mesin atau robot yang bekerja secara otomatis. Betapa sering kita lupa melakukan kegiatan tanpa sadar.
Semisal, jelas Mohammad Suud, kita minum atau makan hanya sekadar ingin menghilangkan haus dan lapar, tapi melupakan refleksi hati. Mestinya mengajak hati untuk berdialog, bahwa kita benar-benar sadar sedang beraktivitas itu.
Sambil berkata dalam hati, ucapkan, “Terima kasih Tuhan Engkau telah menghilangkan haus dan laparku. Terima kasih Tuhan Engkau telah mengaruniakan nikmat pada kami.”
“Kalau minum dan makan sekedar aktivitas rutin, lalu apa bedanya kita dengan orang-orang yang tidak beriman? Kalau bekerja hanya sekadar pemenuhan kepuasan, maka robot pun bisa menggantikan posisi manusia,” dia mengingatkan.
Aktivis Pemuda Muhammadiyah Lamongan era 2000-an itu menambahkan melakukan aktivitas dimulai dengan basmallah atau doa adalah bagian dari dialog hati. “Jangan dengan emosi dan nafsu belaka,” tutur dia.
Semisal dalam rumah tangga, lanjutnya, hidup dalam satu rumah tapi hatinya tidak terpaut. Berkumpul di meja makan, namun hatinya sibuk dengan HP di tangan. Fisik berkumpul, hati menjauh.
“Termasuk dalam shalat, ketika melakukannya sering kali tidak dalam kesadaran. Oh, baru sadar kalau sudah dua rakaat, karena hatinya melayang-layang,” ujar penulis produktif ini
Mengapa melibatkan hati itu penting? Karena hati itu sumber energi terbesar. Doa tanpa melibatkan hati sangat lemah.
“Inilah yang menyebabkan doa cepat terkabul atau tidak, ditentukan terpautnya hati dengan lisan. Bukankah Allah SWT hanya akan menilai hati kita,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni