PWMU.CO – Khutbah Idul Fitri 1444/2023: Mengistikamahkan Nilai-Nilai Ramadhan dalam Kehidupan Sehari-hari; Oleh Ridwan Manan; Ketua Majis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Buduran Sidoarjo; Guru Ponpes Al Fattah Sidoarjo Jawa Timur
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِمِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu akbar Allahu akbar laa ilaaha illaalaahu allaahu akbar wa lillahilhamdu.
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua, yaitu pertama nikmat iman, kedua nikmat sehat serta kesempatan yang diberikan Allah kepada kita. Dengan demikian, kita semua bisa hadir berduyun-duyun dalam rangka mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT.
Allah SWT memberikan kemenangan kepada kita, sebulan penuh Allah mendidik kita untuk menjadi hamba yang tattaqun untuk taat kepada perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-NYA. Maka tujuan dari puasa itu, hendaklah kita wujudkan tidak hanya waktu Ramadan saja, tetapi setelah Ramadan ketakwaan itu harus senantiasa diwujudkan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan juga bernegara
Jikalau ketakwaan itu benar-benar kita pegang, maka secara pribadi Allah SWT akan memberikan kepada kita makhraja (jalan keluar atau solusi), sebagaimana firman-Nya:
ومن يتق الله يجعل له مخرجا
Allah akan mempermudah dari segala urusan persoalan yang kita hadapi, Allah akan memberikan solusi (jalan keluar) dari permasalahan tersebut. Yang ke-dua, Allah akan mengampuni segala dosa kita, sebagaimana firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ﴾
[ الأنفال:29]
Dan secara makro atau kehidupan bermasyarakat, Allah akan menjamin hamba hamba yang beriman berupa ketentraman dan kemakmuran sebagaimana firman-Nya:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
(al-A’raf :96)
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
Allahu akbar Allahu akbar laa ilaaha illaalaahu allaahu akbar wa lillahilhamdu.
Nilai-nilai ketakwaan setelah Ramadan ini harus kita bumikan (terapkan) dalam kehidupan sehari-hari sehingga Allah SWT memberikan keberkahan dalam kehidupan kita. Apa itu barakah? Barakah adalah
زيادة الخير والمنفعة
Bertambahnya kebaikan dan manfaat.
Manakala diri pribadi kita dibangun dengan ketakwaan, begitu juga di keluarga, bermasyarakat, dan juga bernegara. Maka Allah SWT akan menambahkan kebaikan dalam sisi kehidupan kita semuanya, begitu juga sebaliknya barang siapa yang mengabaikan Allah, mengabaikan Rasulullah, mengabaikan al-Quran maka Allah SWT akan memberikan azab kepada kita semuanya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Allah SWT telah memberikan kita anugerah berupa tanah air yang kita pijak ini keamanan, dan kaya akan sumber daya alam, lantas mengapa tanah air ini belum bisa menjadi negeri yang makmur? Karena nilai- nilai ketakwaan tersebut belum diistikamahkan dalam kehidupan.
Ketakwaan tersebut hanya berjalan ketika bulan Ramadhan saja, selepas bulan Ramadan nilai-nilai itu tidak diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, berkeluarga dan juga bernegara seakan-akan ketakwaan itu hanya ada pada bulan Ramadhan saja, selebihnya kembali kepada kemaksiatan
Allahu akbar Allahu akbar laa ilaaha illaalaahu allaahu akbar wa lillahilhamdu.
Maka di sinilah, dibulan Ramadhan yang telah kita lalui Allah SWT mendidik untuk istikamah dalam ketakwaan kepada Allah SWT.
Suatu saat Sufyan bin Abdullah al-Tsaqafi meminta fatwa kepada Rasulullah SAW
قُلتُ: يا رَسولَ اللهِ، قُلْ لي في الإسْلامِ قَوْلًا لا أسْأَلُ عنْه أحَدًا بَعْدَكَ، وفي حَديثِ أبِي أُسامَةَ غَيْرَكَ، قالَ: قُلْ: آمَنْتُ باللَّهِ، ثم اسْتَقِمْ
Perintah Rasulullah SAW ketika dimintai fatwa oleh Sufyan bin Abdullah al-Tsaqafi adalah supaya istikamah, memegang keimanan itu kemudian istikamah. Inilah tujuan puasa yang harus di raih, sebagaimana hadits Nabi adalah :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barang siapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu
(HR Bukhari dan Muslim)
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barang siapa yang beribadah pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Bukhori Muslim)
Maka kita pahami dari kedua hadits tersebut, nilai nilai Ramadan berupa: qiyamullail, puasa, zakat dapat kita praktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari setelah Ramadan dan tentu amalan yang kita kerjakan harus dilandasi keimanan dan sebagai penyambung kita kepada Allah SWT sehingga kita merasa diawasi oleh Allah SWT dalam sisi kehidupan.
Ada penelitian yang dilakukan oleh Prof. Hussain Askari dari George Washington University USA, penelitian tersebut dilakukan kisaran tahun 2010-2018 untuk mengetahui indeks keislaman dalam bermuamalah.
Pada tahun 2016 Indonesia menempati posisi tujuh puluh empat dan pada tahun 2018 Indonesia semakin membaik dengan menempati posisi enam puluh empat, penelitian tersebut bukan dari sisi banyaknya penduduk yang memeluk agama Islam dan juga bukan dari sisi ritual yang dikerjakan, akan tetapi penerapan nilai-nilai Islam dalam bidang politik, hak asasi manusia, ekonomi dan juga muamalah antar manusia yang lain.
Dahulu masyarakat Indonesia adalah penganut agama paganis , animesme dinamisme, dan sekarang mayoritas penduduk adalah penganut agama Islam maka tentunya kita harus mengubah lebih baik lagi dalam menerapkan nilai-nilai keislaman dan selalu mencerminkan sikap yang Islami di dalam kehidupan kita sehari-hari setelah dididik oleh Allah SWT sebulan penuh di bulan Ramadan ini.
Allahu akbar Allahu akbar laa ilaaha illaalaahu allaahu akbar wa lillahilhamdu.
Maka yang perlu kita perhatikan dalam menumbuhkan sikap istikamah ini adalah yang pertama senantiasa mengendalikan nafsu dari maksiat. Ketika bulan Ramadan kita dilatih mengendalikan nafsu kita, mencegah dari makan, minum, berhubungan suami istri dan hal-hal yang merusak puasa kita, maka setelah Ramadan ini kita harus mampu mencegah hal-hal negatif yang merusak keimanan kita serta mengendalikan nafsu yang mendorong pada keburukan. Ke-dua adalah bersungguh sungguh mengikuti apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Selama Ramadan kita berhasil taat dan patuh kepada Allah SWT memerintahkan untuk melaksanakan ibadah puasa, kita pun taat mengerjakannya yang di mana makan dan minum tersebut adalah hal yang dibolehkan oleh Allah SWT, kemudian Allah larang melakukannya di saat bulan Ramadan tiba. Ketiga adalah meninggalkan dosa dosa kemaksiatan, bulan Ramadan adalah perjuangan menjauhi dosa-dosa, kita berhasil membuktikan dalam meninggalkan dosa-dosa yang Allah larang. Kita berusaha meninggalkan dosa-dosa sekecil apapun, perbuatan sia-sia dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan setiap detik dalam kehidupan kita adalah makna dan ibadah kepada Allah SWT.
Maka ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Apa yang telah kita kerjakan selama bulan Ramadhan dimulai dari puasa, tadarus kita, shalat qiyamullail , shadaqah dan berbagai macam amalan serta ibadah harus kita wujudkan dalam kehidupan setelah Ramadan ini. Insyaallah dengan menerapkan nilai-nilai keislaman kita semoga akan jadikan negara yang baldatun thayyibatun warabun ghafur yang senantiasa diberikan keberkahan oleh Allah SWT, negara yang mendapatkan pengampunan dari Allah SWT.
Amin Ya Rabbal alamin
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Semoga khutbah Idul Fitri ini dapat memberikan manfaat, mari kita berdoa kepada Allah SWT
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ أَهْلِكِ اْلكَفَرَةَ وَ اْلمُشْرِكِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ, وَ سَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ, وَ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ
Editor Mohammad Nurfatoni
Khutbah Idul Fitri 1444/2023: Mengistikamahkan Nilai-Nilai Ramadhan dalam Kehidupan Sehari-hari ini di sampaikan di Lapangan Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto, Jumat 21 April 2023.