Khatib Idul Fitri di Unmuh Jember Bahas Puasa sebagai Ibadah Rahasia; Liputan Kontributor PWMU.CO Jember Wulidatul Aminah.
PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember mengadakan shalat Idul Fitri di lapangan sepak bola Unmuh Jember, Jumat (21/4/23) pukul 06.05 WIB.
Khutbah disampaikan oleh Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Unmuh Jember Dr Sofyan Rofi MPdI.
Sofyan membuka khutbahnya dengan melantunkan takbir, Alllahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamdu. “Sejak tadi malam lantunan takbir telah dimulai, baik di pedesaan maupun perkotaan, meski pelaksanaan shalat Idul Fitri tahun ini kita tidak bersamaan dengan saudara kita yang lain,” ujarnya.
“Ini bukti bahwa lantunan takbir yang kita kumandangkan bentuk pengagungan kepada Allah SWT,” tambahnya.
Anggota Divisi Simuba Majelis Diokdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) JawaTimur ini menyampaikan, datangnya Idul Fitri merupakan tanda berakhirnya bulan Ramadhan.
“Ramadhan telah pergi, tidak ada jaminan untuk kita berjumpa kembali dengan Ramadhan.Dan ini anugerah yang patut disyukuri bersama,” ujarnya.
Dia menyampaikan satu bulan penuh kita berada di bulan Ramadhan. Lalu dia bertanya, “Apakah kita sudah maksimal? Apakah ibadah kita diterima oleh Allah Swt?”
“Jadi jangan sampai terlena, karena puasa dan amalan-amalan kita belum tentu diterima oleh Allah SWT,” ujarnya.
Rahasia Puasa Ramadhan
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember ini menyampaikan puasa adalah ibadah rahasia. “Ibadah yang orang lain pun tidak bisa mengetahuinya, karena yang tahu hanya kita dan Allah SWTsemata,” kata dia.
Puasa juga disebut puasa batin. Orang pada zaman dulu firasatnya sering benar bukan karena kesaktiannya. “Itu semua bisa terjadi karena seringnya mereka berpuasa dan firasatnya sering benar,” ujarnya.
Sofyan menyampaikan sepeninggal bulan Ramadhan ada pesan yang bisa kita cermati. “Yang pertama, kita memiliki rasa takut kepada Allah SWT untuk menunjukkan ketakwaan kita kepada-Nya,” ujar dia.
Yang kedua, lanjutnya, puasa ditutup dengan membayar zakat fitrah, hal ini sebagai bentuk kepedulian kita kepada sesama manusia.
“Pesan yang terakhir, puasa mengajarkan kita arti maaf, baik meminta maaf kepada Allah SWT dan sesama serta memberikan maaf,” pesannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni