Rahasia Shalat Idul Fitri PCM Babat yang Jamaahnya Membeludak namun Tertib; Liputan Hilman Sueb
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat mengadakan shalat Idul Fitri, di lapangan Sawonggaling Babat, Lamongan, Jawa Timur, Jumat (21/4/2023).
Acara berjalan lancar dan tertib sampai khutbah selesai disampaikan. Hal itu tak lepas dari peran Panitia Hari Besar Islam yang dibentuk PCM Babat dengan salah satu organnya adalah Panitia Shalat Id yang punya Divisi Perlengkapan, Lapangan, Pengaturan Shaf, dan Penggerak Infak.
Ketua Panitia Agus Al Qushairy, merasa puas dengan pelaksanaan Idul Fitri kali ini. Meskipun ada dua hari Idul Fitri, tetapi jamaah shalat Idul Fitri tetap membeludak.
“Alhamdulillah semua divisi bergerak sesuai perencanaan,” katanya.
Kesuksesan juga tampak dari kerja tim penggerak infak yang merupakann siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 Babat. Mereka dibekali ID card dan tas tempat infak.
Agus juga merasa senang para jamaah tertib. Tidak ada sedikit pun yang membubarkan diri, padahal khutbah yang disampaikan Prof Zainuddin Maliki MSi cukup panjang.
Dia menginformasikan ada dua tulisan yang besar yang terletak utara dan selatan podium. Tulisan itu berbunyi: “Di saat khutbah berlangsung, jamaah dilarang: merokok, makan, dan meninggalkan shaf”.
“Rupanya tulisan ini ampuh juga,” kata Kepala SMA Muhammadiyah 1 Babat ini.
Prof Zainuddin Maliki sebagai khatib, ternyata menjadi salah satu magnet yang menarik animo masyarakat untuk hadir. Termasuk imam shalat Idul Fithri M. Ernanda, seorang hafidh putra Babat yang menempuh studi di Ponpes Isy Kariman Jawa Tengah. Dia senang mendengar khutbah Angota DPR dari Dapil X Lamongan Gresik itu.
Usai khutbah Prof Zainuddin pun menyatakan kekagumannya pada jamaah tetap mendengarkan ceramah sampai selesai.
Meski lancar ada beberapa jamaah yang tidak bisa bergabung karena terlambat datang. “Sebagaimana diketahui pelaksanaan shalat Idul Adha yang diadakan PCM Babat selalu tepat waktu, pukul 06.00, sehingga jamaah yang lewat jam tersebut harus putar balik kendaraan,” kata Agus. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni