PWMU.CO – Ketua Takmir Masjid Aqil Al Aqil Lumbang Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, H. Ahmad Ridho Pambudi SPd tidak kuasa menahan tangisnya saat menyebutkan gaji guru di bawah Rp 500.000.
Hal ini terjadi saat menyampaikan sambutannya sebelum pelaksanaan sholat Idul Fitri di halaman depan KB/TK Aisyiyah Ketangi Lumbang Probolinggo, Jumat (21/4/2023).
Pria yang juga sebagai Ketua Lazismu Kabupaten Probolinggo ini awalnya menjelaskan perolehan zakat fitrah di Masjid Aqil Al Aqil, “Panitia Zakat Fitrah Ramadhan 1444 berhasil mengumpulkan zakat fitrah dalam bentuk beras sebanyak 326 kg dan dalam bentuk uang sebesar Rp 525.000,” ujarnya.
Dia mengatakan, dalam pendistribusiannya, panitia membagi menjadi tiga kelompok. Pertama, seperti biasanya, membagikan sebagian kepada yang berhak menerima zakat fitrah sebelum Lebaran tiba. Kedua, sebanyak 150 kg akan panitia bagikan bersama siswa KB/TK Aisyiyah Ketangi Lumbang Probolinggo pada pertengahan Syawal yang akan datang.
Menurut Kung Ridho, panggilan akrabnya, “Pada pertengahan Syawal itu masyarakat kurang mampu akan benar-benar kehabisan stok pangan setelah merayakan lebaran. Istilah di masyarakat adalah ‘telasan’. Panitia memilih demikian agar memberi manfaat lebih. Masyarakat benar-benar membutuhkan dan mendidik anak KB/TK Aisyiyah Ketangi untuk peduli dan memberi.”
Ketiga, panitia menyetorkan zakat fitrah dalam bentuk dana sebesar Rp 525.000 ke Lazismu Probolinggo. Selanjutnya, Lazismu Kabupaten Probolinggo menyetorkannya ke Lazismu Jawa Timur.
Pendistribusian ketiga ini dalam rangka mendukung program Lazismu untuk Kesejahteraan para Guru Muhammadiyah dan Aisyiyah. Zakat fitrah dalam bentuk dana dari Lazismu se -Jatim dikoordinasi Lazismu untuk membeli beras produk Jaringan Petani Muhammadiyah (Jatam). Beras hasil pembelian tersebut akan didistribusikan ke daerah dalam bentuk program Bakti Guru.
“Tiap bulan, program Bakti Guru akan mendistribusikan kepada para guru yang berpendapatan di bawah lima ratus ribu rupiah,” ujarnya.
Tercekat. Sambutan terhenti. Terlihat sekali, Kung Ridho tidak kuat menahan tangisnya setelah menyebut guru berpenghasilan lima ratus ribu rupiah.
Sekitar satu menit sambutan terhenti kemudian, dia langsung menutup sambutannya. Sepertinya tidak kuat lagi melanjutkan sambutannya. (*)
Kontributor Ahmad Nafi’ Faruqy Editor Mohammad Nurfatoni