PWMU.CO – “Bagaimana kedudukan hadis tentang doa ‘allahumma ajirna minannar’ yang harus dibaca tujuh kali setelah shalat subuh dan Maghrib?” Itulah salah satu pertanyaan yang muncul dalam Pertemuan Corp Mubalighat Aisyiyah ke-3 yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Kampus 4 Tulangan, Senin (25/4).
Menurut sang penanya, dia pernah mendengar bahwa hadis tersebut dhaif (lemah). Mendapat pertanyaan tersebut, narasumber lalu membuka sebuah softwere yang telah di-instal di komputernya. Setelah diteliti bersama dalam waktu tak lebih dari 10 menit, diperoleh hasil: derajat hadis tersebut hasan. “Kerena itu bisa diamalkan,” kata sang narasumber.
(Baca: Dr Syamsuddin tentang Amalan Dunia dan Ibadah menurut Majelis Tarjih dan Tajdid)
Pertemuan yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim itu memang sedang mempelajari Ulumul Hadis atau ilmu-ilmu tentang hadis dengan narasumber Dr Syamsuddin MA, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim yang membidangi Majelis Tarjih dan Tajdid.
Berbagai persoalan hadis dibahas secara detail oleh Syamsuddin. Mulai dari definisi hadis, derajat hadis, hingga ciri-ciri hadis sesuai dengan derajatnya. Tentang hadis shahih misalnya, dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya itu membeberkan 5 syarat.
“Sebuah hadis disebut shahih bila memenuhi 5 syarat yaitu, perawinya bersifat adil, sempurna ingatannya, sanad (sandaran hadis)-nya tidak putus, hadis itu tidak ber-illat (sebab tersembunyi yang dapat merusak keshahihan), dan tidak ada kejanggalan dalam matan (konten hadis),” ungkapnya.
Peserta sangat antusias ketika sampai pada materi penelitian hadis. Sebab dengan menggunakan software Al Kubro, Syamsuddin mengajak peserta meneliti derajat hadis dalam waktu singkat. “Ini masih tahap awal. Mereka baru bisa mencermati yang ditayangkan di layar lebar. Ke depan, kita harapkan mereka siap dengan laptop masing-masing,” jelas Syamsuddin pada pwmu.co, Rabu (26/4) pagi.
(Baca juga: Jadi Mubalighat Tamu, Anggota Dewan Ini Bahas Dampak Medsos pada Keluarga Indonesia)
Hj Rukmini, Wakil Ketua PWA Jatim Bidang Majelis Tabligh mengatakan, pertemuan ini bertujuan untuk mengasah dan mempertajam pemahaman hadits para mubalighat, sebelum mereka berjuang habis-habisan di bulan Ramadan yang akan datang,” ujarnya.
Selain belajar Ulumul Hadis, dalam pertemuan yang berlangsung dua hari sejak Ahad (24/4) itu para peserta juga digembleng dengan beberapa materi oleh pembicara yang berkompeten seperti Dr Nurhakim (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jatim), Hj Farida (Ketua Majelis Tabligh PWA Jatim). “Mereka juga kita ajak melaksanakan qiyamullaili (shalat malam) dan tilawah (membaca) Alquran,” kata Rukmini. (MN)