Berlebaran ke Prof Fasichul Lisan, Ini Kenangan Wakil Ketua PDM Surabaya; Liputan Nashiiruddin
PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Drs M Rofiq Munawi MPdI, berkunjung ke rumah mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Prof Dr Fasichul Lisan Apt.
Hal itu dia lakukan usai menjadi imam dan khatib shalat Idul Fitri di halaman Masjid Al Manar Jalan Mulyosari Tengah V/1 Surabaya, Jumat (21/4/2023). Ustadz Rofiq, sapaannya, beserta keluarganya, rutin mengunjungi kediaman mantan rektor Universitas Airlangga (Unair) periode 2006-2015 itu.
Sesampai di gang rumah Prof Fasichul, dia langsung menunjuk rumahnya dan meminta turun terlebih dahulu dari mobilnya untuk memastikan apakah tuan rumah sedang di rumah. Alhamdulillah Prof Fasichul ada di rumah. Maka rombongan bergegas bertamu.
Cerita dan kenangan bersama Prof Fasichul masih teringat jelas di benak Ustdaz Rofik. “Saya teringat beliau ketika dulu masih menjadi Wakil Ketua PWM Jawa Timur. Waktu itu ketuanya KH Abdurrahim Nur Lc. Setelah beliau lengser maka periode selanjutnya Prof Fasichul terpilih menjadi Ketua PWM Jatim,” kenangnya
“Saat beliau menjadi Wakil Ketua PWM periode 2000-2005 saat saya masih menjadi kepala sekolah SD Muhammadiyah 10 Surabaya. Lokasinya masih di depan Pasar Kapasan. Terkait dengan laporan keuangan perkembangan sekolah karena kondisi sekolah saat itu selalu minus keuangannya maka terjadi dialog,” cerita dia.
“Ketika saya ditanya oleh beliau bagaimana mengenai penggajiannya di SD Muhammadiyah 10. Ya penggajiannya hasil dari tambak saya yang berada di Lamongan dan tabungan siswa,” kenangnya.
“Lalu Prof Fasichul bertanya bagaimana kalau tabungannya diambil oleh wali murid. Maka saya jawab caranya ya sepeda saya yang nantinya akan saya jual untuk gaji guru,” imbuhnya.
“Pada saat itu saya ditepuk-tepuk di pundak. Beliau menjawab sudah-sudah tidak usah dijual sepedanya. Nanti akan dicover atau dibantu oleh wilayah (PWM) utangnya. Saat itu sekolah minus Rp 600 ribu dan dibantu oleh PWM Rp 300 ribu. Tetapi menurut saya lumayanlah karena paling tidak sudah terkurangi,” ujarnya.
Saat Membranding SD Muhamamdiyah 9
Ustadz Rofiq lalu berceritasaat dimutasi ke SD Muhammadiyah 9 Surabaya karenasudah dua periode di SD Muhammadiyah 10 Surabaya. “Menjadi tantangan baru bagi saya karena SD Muhammadiyah 9 Surabaya saat itu hanya mempunyai tiga siswa dan sebagian tenaga pendidiknya banyak yang keluar,” kisahnya.
Dia bercerita, SD Muhammadiyah 9 Surabaya terletak di sudut Kampung Sukolilo. Prof Fasichul beserta anak dan istrinya pernah berkunjung ke sekolah itu. Selain silaturahmi juga ingin melihat kondisi real sekolah. “Bagaimana kesulitan yang ada di SD Muhammadiyah 9 Surabaya,” kata Rofiq.
“Jadi kita ingat sejarah masa lalu dengan beliau beserta keluarganya. Saat itu saya juga mem-branding sekolah ini menjadi wisata pendidikan SD Bahari Muhammadiyah 9 Surabaya. Bertujuan supaya masyarakat mengenalnya lebih mudah. Sekolah Muhammadiyah Bahari ya tidak ada lagi selain di Sukolilo. Apalagi sekolah ini juga diapit oleh sisi utaranya pantai lama sisi kirinya pantai mentari. Maka saya branding-kan situasi suasana wisata pendidikan,” terangnya.
Rofqi mengungkapkan, ketika dia di SD Bahari Muhammadiyah 9 Surabaya juga masih sering dikunjungi oleh Prof Fasich
beserta istri posisinya juga masih dibantu oleh beliau karena kondisi masih memprihatinkan. Sehingga saya masih sering teringat bagaimana perjuangannya Prof Fasichul membantu sekolah di saat kita sambat keadaannya yang begitu sulit”.
“Momen-momen hari raya saya manfaatkan karena kalau keseharian saya kunjungi takut mengganggu waktu istirahat beliau. Meskipun saya sering berkunjung di Pucang memang takutnya menghaganggu,” kata dia.
“Maka suasana hari raya saya upayakan bisa mampir di antaranya memang bertujuan silaturahmi dan mengenang perjuangannya. Membantu kita saat susah-susahnya. Saya juga ingin mengenang setiap orang yang mempunyai nilai-nilai perjuangan panjang dalam hidupnya. Salah satunya Prof Fasichul,” kata dia.
“Meskipun Prof Fasichul saat ini berada di kursi roda secara umum saya amati fisiknya memang sehat. Tetapi sehatnya orang tua ya otomatis ya tidak seperti anak muda yang bisa jalan. Saya merasa senang masih bisa silaturahmi. Bagi saya ini sudah cukup untuk mengurangi rindu perjuangan masa lalu,” ucap M Rofiq yang juga sebagai anggota MUI Kecamatan Kenjeran. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni