PWMU.CO – Kaum fakir miskin mengadu ke Rasulullah dikisahkan dalam khotbah Idul Fitri oleh khotib M. Lutfillah MAg di halaman Madrasah Diniyah al-Ikhlas Desa Trongglonggong Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan, Jumat (21/4/2023).
Shalat Idul Fitri di desa ini dihadiri semua warga yang memenuhi halaman Madrasah Diniyah al-Ikhlas.
Di awal khotbah M. Lufillah menyampaikan masyarakat fitrah yang terbentuk setelah Ramadhan. Yaitu masyarakat orang beriman, berilmu, bertakwa, dan berkeadilan sosial.
”Masyarakat yang aman, damai, sentosa dalam keanekaragaman. Yang kaya, miskin, cerdas, bodoh, tua, muda, yang memerintah dan yang diperintah tidak ada yang merasa dihinakan, tidak ada yang merasa tertindas atau diperas,” jelasnya.
Segenap lapisan masyarakat, lanjutnya, merasa aman dan damai karena sadar akan posisi dan fungsi masing-masing. Satu warga dengan yang lainnya saling melengkapi dan menyempurnakan, tidak ada yang merasa lebih atau paling hebat.
”Mereka berlomba dalam kebaikan, bukan persaingan, apalagi merasa paling unggul,” ujar Wakil Majelis Pelayanan Sosial PCM Babat ini.
Pada zaman Rasulullah saw, kata dia, semangat berlomba kepada kebaikan sangat tinggi. Kaum fakir miskin sampai mengadu kepada Rasulullah.
”Ya Rasulullah, orang kaya itu telah memborong pahala yang banyak. Sebab mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka berpuasa seperti kami berpuasa. Akan tetapi mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya, sedangkan kami tidak dapat melakukannya,” cerita M. Lutfillah.
Rasulullah menjawab,”Bukanlah Allah telah memberikan sesuatu yang dapat kamu gunakan untuk bersedekah?”
”Kamu ucapkan sekali tasbih itu adalah sedekah. Sekali takbir itu juga sedekah. Menyeru kepada kebajikan itu juga sedekah, melarang berbuat jahat juga sedekah. Sahabat manggut-manggut membenarkan,” ujar Gus Lutfillah.
Dia menegaskan, semua orang yang beriman sama derajatnya di sisi Allah. Yang membedakan hanya ketakwaannya. ”Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu menurut pandangan Allah adalah ketakwaan kamu,” kata dia mengutip surat al-Hujurat : 13.
Di sinilah kita sadar, sesama mukmin harus meningkatkan ukhuwah islamiyah sebagaimana inspirasi surat Hujurat ayat 10. ”Wahai orang-orang yang beriman sesungguhnya sesama mukmin itu bersaudara,” tambahnya.
Sebelum mengakhiri khotbah dengan doa, dia menyampaikan bahwa Allah menjadikan hamba antara yang satu dengan yang lain memiliki kelebihan. Jika kita tidak tebersit rasa iri dan dengki, maka peluang masuk surga lebih besar.
Penulis Hilman Sueb Editor Sugeng Purwanto