Pemimpin seperti Kota di Atas Bukit, Pidato Pertama Ketua PWNA Jatim; Liputan Kontributor PWMU.CO Waviq Amiqoh.
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur periode 2022-2026, Desi Ratna Sari SH memberikan sambutan perdana usai terpilih di Hall Sang Pencerah lantai VIII Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Ahad (7/5/23).
Desi Ratna Sari menyampaikan, “Pemimpin itu seperti kota di atas bukit yang bisa menjadi perhatian. Ada yang berkata itu bahaya, itu indah, bahkan ada yang berkata ah biasa. Tapi ketika pemimpin itu berinovasi dan bergotong-royong maka akan tambah cantik sebagaimana kota di atas bukit dengan gemerlap lampu di malam hari.”
Perempuan yang lahir di Jakarta itu dengan haru berkata, “Mungkin Musywil NA kali ini tidak seperti Musywil sebelumnya karena komposisi pada saat ini lebih berwarna beberapa ada yang baru masuk di PWNA Jawa Timur.”
Dia melanjutkan, di sinilah kita menerima ketetapan Allah, amanah yang bukan diminta tapi amanah yang diberikan pada kita semua.
“Dirasa berat menjadi seorang pemimpin, tapi kita yakin janji Allah SWT itu pasti inna ma’al usri yusra, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,” ujarnya.
Tanpa dipungkiri, lanjutnya, kita punya banyak pekerjaan rumah (PR) di NA Jawa Timur, termasuk menjalankan amanah Musywil terkait dengan program-program yang telah di susun dalam rapat pleno atau Musywil NA.
Karyawan Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Lamongan ini mengajak, “Marilah kita bersama-sama bergandengan tangan untuk menjalankan amanah ini.”
Kita tahu perpanjangan periodisasi organisasi pada saat ini pasti akan membawa kesedihan dan nostalgia luar biasa misalkan yang di Pimpinan Ranting NA pasti akan melanjutkan perjuangan di Pimpinan Cabang NA, di PCNA akan melanjutkan di Pimpinan Daerah NA. Di PDNA juga akan melanjutkan perjuangan di Pimpinan Wilayah NA, atau mungkin dari NA akan melanjutkan perjuangan di Aisyiyah.
“Untuk itu mari kita pasang kuda-kuda yang sangat kuat untuk bisa membawa NA jauh lebih baik lagi,” tegas alumni Fakultas Hukum Universitas Islam Lamongan tahun 2010.
Kita tidak bisa sendirian, kita butuh bersama-sama untuk membangun jejaring bersama Ibunda di Aisyiyah dan ayahanda di Muhammadiyah, emerintah setempat atau yang lainnya.
“Semoga kita diberikan kekuatan, kemudahan, kelancaran dan kesehatan bersama keluarga dalam menjalankan amanat di persyarikatan,” doanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni