Persoalan Politik dan Bangsa Akan Kembali pada Kekuatan Keluarga, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Eli Syarifah dan Fatma Hajar Islamiyah
PWMU.CO – Nasyiah adalah putrinya Aisiyah, maka diharapkan Nasyiatul Aisiyah bisa meneruskan dan menyempurnakan perjuangan Aisyiyah.
Hal ini disampaikan Ketua Pimpinan Aisyiyah Wilayah (PWA) Jawa Timur Dra Rukmini MAp Pada pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-12 Nasyiatul Aisiyah (NA) Jawa Timur di Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).
Dia menyampaikan, pada Musywil ke-12 NA ini mengusung tema Perempuan Berkemajuan yang Memajukan Peradaban, maka kalau berkemajuan harus meninggalkan pikiran kelompok-kelompok, kedaerahan, dan memihak pada kepentingan bersama.
“Nasyiah yang bersimbol padi, artinya kalau isinya tambah banyak maka semakin merunduk. Maka kalau isinya banyak tapi tidak merunduk maka padi tersebut rusak, terserang wereng (hama),” candanya.
Kader Nasyiah
Rukmini menegaskan kader Nasyiah harus membekali diri dengan ilmu tentang empat ideologi, yakni yang pertama ideologi keislaman, ideologi kemuhammadiyaan, ideologi keumatan, dan dan ideologi pengusaha.
“Dengan bekal ilmu tersebut, maka diharapakan agar kader Nasyiah menuju perempuan berkemajuan yang membangun peradaban. Keempat idelogi itu menjadi karakter berkemajuan Nasyiah dalam mengambil peran terbaik di masyarakat,” katanya.
Dia menuturkan, maka harus ada tiga komitmen yang harus dibangun Kader Nasyiah, yakni kompetensi, integritas diri, dan akhlakul karimah. Ketiga komitmen ini yang akan menegaskan berkemajuan Nasyiah pada bangsa.
“Maka tunjukan bahwa perempuan di Nasyiah itu bisa memegang amanah, bisa dipercaya di masyarakat dan di mana-mana,” tegasnya.
Nasyiah itu, tambahnya, harus beda dari perempuan di luar sana, harus memiliki karakter amanah sehingga bisa dipercaya di masyarakat, dipercaya di tempat kerja.
Dia berharap Musywil akan muncul kader-kader yang siap di Asiyiyah, sehingga tidak lagi Baitul Arqam lagi tapi Baitul Arfan, yakni yang menjadi instruktur materi kepemimpinan.
“Persoalan bangsa dan masalah politik akan kembali kepada kekuatan keluarga,” ucapnya mengakhiri sambutannya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.