Dakwah lewat Media Sosial Bentuk Bersyukur di Era Digital; Liputan Ain Nurwindasari
PWMU.CO – Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muchamad Arifin SAg MAg menyampaikan pentingnya bersyukur dengan memanfaatkan segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, termasuk memaknai kebersyukuran dalam perkembangan dunia digital saat ini.
Hal ini disampaikan dalam Kajian Ahad Pagi Masyarakat Madani yang diselenggarakan oleh Masjid At-Taqwa yang berlokasi di Jalan Teuku Umar 48 Bojonegoro, Ahad (14/05/2023).
Arifin mengawali kajiannya dengan mengajak jamaah untuk menjaga potensi baik yang telah dititipkan oleh Allah kepada hamba-Nya. Ia menjelaskan bahwa manusia diberi dua potensi, yaitu potensi kefasikan dan potensi ketakwaan.
“Manusia itu diciptakan oleh Allah dengan sangat sempurna. Namun di dalam jiwa manusia ada potensi untuk berbuat jahat dan potensi berbuat baik, yaitu taqwa. potensi ketakwaan inilah yang harus terus diasah dan dikembangkan,” terangnya. Ia lantas mengutip asy-Syams ayat 8.
وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”
Ia lantas membacakan asy-Syams ayat 9-10.
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
Ia mengomentari, “Jika kita ingin menjadi hamba Allah yang beruntung, potensi untuk berbuat jahat harus kita hindari dan potensi berbuat baik harus kita jaga dengan baik.”
Arifin menuturkan bahwa bukti kebersyukuran ialah dengan menjaga potensi baik yang telah Allah berikan.
“Mari kita perhatikan bagaimana Allah menciptakan kita dari sebuah zat yang tidak berguna kemudian menjadi makhluk yang paling sempurna,” terangnya.
Ia lantas mengutip an-Nahl ayat 78.
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.”’”
“Pesan Sang Maha Pencipta kepada hamba-Nya adalah supaya bersyukur karena manusia telah diberi telinga, mata dan hati nurani. Perilaku dan karakter manusia itu sesungguhnya tergantung bagaimana manusia memfungsikan dari tiga indra tersebut,” imbuhnya.
Menurutnya jika manusia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nuraniya condong pada kebaikan, maka perilakunya juga akan menjadi baik.
Bersyukur di Era Digital
Arifin lantas menjelaskan bagaimana cara bersyukur dalam dalam menanggapi perkembangan teknologi informasi media sosial saat ini.
“Perkembangan teknologi saat ini merupakan tantangan yang sangat sulit dihindari. Hal ini terbukti banyaknya generasi sekarang begitu khusuk dalam bermedia sosial tampa memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan,” tuturnya.
Ia mencontohkan menjamurnya konten-konten negatif di media sosial di antaranya semakin semaraknya pornografi dan judi online di dunia maya.
“Sungguh sangat memprihatinkan bagi kelangsungan generasi ke depan,” tuturnya.
Untuk itu ia mengimbau agar umat Islam gencar melakukan dakwah di media sosial. Menurutnya hal ini akan menjadi salah satu alternatif untuk memyelamatkan generasi saat ini.
“Bahkan dakwah di media sosial wajib jika melihat perkembangan medsos yang semakin tidak bisa dikendalikan,” katanya.
Arifin menambahkan, “Berdakwah dengan memanfaat media sosial sebetulnya adalah lebih mudah dari pada berdakwah dengan media manual. Karena dakwah di media sosial tidak repot harus mengumpulkan jamaah, mimbar, tempat, konsumsi dan seterusnya.”
Sebelum mengakhiri ceramahnya ketua LDK PP Muhammadiyah berpesan agar semua jamaah bisa meluangkan diri masing-masing untuk berdakwah dengan gadgetnya masing-masing.
“Misalnya dengan menyebarkan satu hari satu ayat di WhatsApp group, itu akan sangat bermanfaat. Hal itu bukti kita mensyukuri nikmat berupa kecanggihan teknologi,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni