Kader Nasyiah Diharapkan Bisa Mewarnai Dinamika Sosial. Liputan Nely Izzatul, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Brondong Lamongan menggelar kegiatan Halalbihalal dan Peringatan Milad Ke-92 Nasyiatul Aisyiyah, Jumat (19/5/2023).
Acara berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Brondong. Hadir Ketua PCM Brondong Drs Mat Iskan, Sekretaris PCA Brondong Dra Hj Aris Rahmawati MPd, Wakil Ketua PCA Brondong Zun Aini MPd dan Ketua PCNA Arika Karim SHI.
Dalam sambutan iftitahnya, Mat Iskan menyampaikan, Nasyiatul Aisyiyah memiliki potensi yang bagus dan luar biasa. Jika potensi ini dikelola dan didayagunakan untuk membantu misi Muhammadiyah Aisyiyah, maka Insya Allah tidak akan kehabisan stok kader.
“Tentu NA ini sebagai kader agar menyatakan diri secara gradual, menerima keberlangsungan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Ibu-ibu Aisyiyah,” ucapnya.
Menurut Mas Iskan, jika selama ini di NA banyak pembinaan dan pelatihan yang mengasah otak, maka sudah saatnya mengikuti ritme kegiatan Aisyiyah yang berhadapan langsung dengan permasalahan yang konkret.
Ingatkan untuk Menjalankan 10 Komitmen Kader Nasyiah
Dia juga mengingatkan, agar Nasyiatul Aisyiyah memiliki peta jalan, bahwa kader yang ada mau dikemanakan? Atau ambil pilihan di mana dan seperti apa?
“Tentu kalau menjadi Muhammadiyah anda harus mengikuti gelombang yang ada di Muhammadiyah. Ini penting. Dan kami berharap kaderisasi ini bisa berjalan luas sehingga NA bisa mewarnai dinamika sosial masyarakat,” tuturnya.
Mat Iskan mengaku tertarik dengan komitmen kader Nasyiatul Aisyiyah yang dibacakan setiap ada kegiatan. Namun dia juga menegaskan, agar komitmen itu dijalankan meski tidak bisa 100 persen.
“Komitmen itu supaya dilakukan walaupun 10 persen. Tiap satu item ambil 10 persen. Misalnya senantiasa shalat fardhu tepat waktu dan berjamaah. Paling tidak, jalankan shalat berjamaah di waktu shubuh saja. Ini kan sudah 20 persen. Karena sepertinya kalu dijalankan semua setiap hari itu sulit,” ucapnya.
Dia mengatakan, komitmen-komitmen yang ada itu harus dijalankan secara aplikatif. Misalnya shodaqoh waktu untuk Nasyiah itu harus aplikatif, bukan hanya normatif saja.
“Kader NA juga harus berani berbicara dan berdakwah kepada kalangan yang lebih luas. Tentu dengan dakwah amar makruf nahi munkar. Aktif kalau diundang tingkat desa maupun kecamatan untuk menunjukkan bahwa kita ini bisa membaur dan mudah diterima. Kadang kita merasa hebat tapi kenyataannya tidak diterima masyarakat,” pungkasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni