Rukun Islam dan Analogi Menggenggam Botol Lima Jari. Liputan Ririn Masfaridah, Kontributor PWMU.CO Gresik
PWMU.CO – Rukun Islam dan perumpamaan lima jari yang menggenggam botol. Analogi unik itu disampaikan Suhadi Fadjaray pada acara wisuda Ke-5 siswa kelas XII SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik, Jum’at (1/6/2023).
“Lulus SMA pilihannya mau kuliah, kerja, atau menikah?” tanya Suhadi kepada wisudawan angkatan Ke-5 SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio).
Motivator kelahiran Kota Jombang itu menyampaikan, bahwa apapun pilihan ke depannya tetaplah menancapkan cita-cita setinggi langit.
“Cita-cita haruslah ditancapkan setinggi langit. Untuk menggapai cita-cita ini, diperlukan jurus langit dan jurus dunia. Karena jika tidak, maka akan sulit menggapainya,” tutur Suhadi.
Dia menjelaskan, dua jurus yang diperlukan yaitu sholat sebagai jurus langit dan berbuat baik sebagai jurus dunia. “Dengan kedua jurus tersebut, maka cita-cita akan mudah tercapai,” ujarnya.
Dia pun mengatakan, seperti yang terkandung dalam surat al-Hajj ayat 77, yang artinya hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah tuhanmu, dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.
Maka dia mengajak seluruh orang tua dan siswa Smamio untuk berjanji agar senantiasa menjaga sholat lima waktu.
“Mendidik anak shalih-shalihah yang mampu menjaga sholatnya, itu jauh lebih penting dibandingkan sibuk dalam urusan pekerjaan,” tandasnya.
Menurutnya, jika kita berhasil dalam mendidik anak shalih-shalihah dan memegang teguh sholatnya, maka kita akan selamat bersama di akhirat.
Perumpamaan Pentingnya Shalat
Dia pun memberikan contoh perumpamaan pentingnya sholat dengan menggenggam sebuah botol air mineral.
“Jika kita ibaratkan lima jari kita adalah rukun islam, ibu jari sebagai syahadat, jari telunjuk sebagai shalat, jari tengah sebagai puasa, jari manis sebagai zakat, dan jari kelingking sebagai haji. Sedangkan botol yang saya pegang ini adalah keimanan,” katanya.
Jika jari kelingking tidak ikut andil memegang, lanjutnya, maka botol ini masih bisa dipegang. Begitupun haji yang diwajibkan bagi yang mampu.
“Jika jari tengah dan jari manis ikut terlepas, maka botol ini pun masih bisa dalam genggaman. Seperti halnya zakat, jika kita tidak bisa berzakat bisa jadi karena kita masuk dalam penerima zakat. Sedangkan puasa, dalam kondisi tertentu bisa diganti dengan fidiah,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, apabila jari telunjuk ini terlepas maka mustahil botol ini masih kuat dalam genggaman. Begitupun seperti shalat, jika sholat ditinggalkan maka hancurlah keimanan seseorang.
“Mari kita berkomitmen bersama, mendidik anak-anak kita agar senantiasa menjaga shalatnya dan berkawan dengan al-Quran, karena mereka yang dekat dengan al-Quran maka Allah akan memuliakannya di kehidupan,” tandasnya. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni