Hikmah Besar Ibadah Kurban, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Elisyah Susanty
PWMU.CO – Takmir Musholla An Nizar bekerja sama dengan SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo (Spemia) mengadakan Kajian Reboan Online dengan tema Figh Kurban, Rabu (7/6/2023).
Agenda rutin yang diselenggarakan tiap Rabu secara online ini dilaksanakan pada pukul 19.30-21.15 WIB. Acara yang bertempat di Mushola an-Nizar Jalan Raya Tenaru No 02 Driyorejo Gresik langsung dibuka oleh moderator Zainal Arivin.
Acara yang terbuka untuk umum ini dihadiri oleh guru dan guru Spemia, guru SD Muhammadiyah Driyorejo (SD Mudri), wali murid, Ikwam, Waterpedia, owner Aidan Kitchen, Tim Pop Jasa, Santri, dan jamaah dari Driyorejo Mengaji.
Pembicara dalam kajian Reboan Online adalah Abdul Wachid Al Faizin MSEI. Dia adalah penulis Tafsir Ekonomi Kontemporer, buku terbaik dalam Islamic Book Award 2019 sekaligus Ketua Komisi Fatwa MUI Surabaya.
Dalam materinya, dia menjelaskan, salah satu ibadah wajib bagi yang orang yang mampu melaksanakan adalah ibadah kurban.
“Ukuran orang yang dikatakan mampu adalah dilihat dari aset atau uang nganggur yang dimiliki senilai 1 nisab atau setara dengan 85 gram emas. Jika sudah memiliki asset nganggur senilai 1 nisab,” ungkapannya.
Maka, lanjutnya, hukum berkurban adalah wajib dan jika tidak dilaksanakan maka akan mendapatkan dosa.
Hikmah Kurban
Abdul Wachid Al Faizin menyampaikan, kurban disyariatkan pada tahun ke dua Hijriyah sebagaimana shalat Hari Raya dan zakat mal. Peristiwa kurban lekat kaitannya dengan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
“Nabi Ibrahim yang puluhan tahun mendambakan anak dan ketika doanya sudah dikabulkan Allah, maka Allah memberikan ujian yang luar biasa setelahnya.”
Dari mulai perintah dari Allah untuk meninggalkan Ismail dan kemudian Kembali lagi untuk menyembelihnya. Dari kisah teladan Nabi Ibrahim, dapat diambil hikmah dari kurban, sebagai bentuk syukur atas nikmat kehidupan.
Kedua, mengingatkan kesabaran Nabi Ibrahim dan pengorbanannya pada Allah mengalahkan jiwa dan anaknya. Kesabaran ini menjadi sebab dihilangkannya bala’. Ketiga, menghidupkan Sunnah Nabi Ibrahim ketika diperintahkan menyembelih hewan tebusan atas putranya Ismail pada Hari Raya Kurban.
Keempat, menjadi sumber pencukupan bagi keluarga, tetangga, dan sedekah bagi orang fakir miskin.
Hewan Kurban Terbaik
Abdul Wachid menuturkan, untuk hewan kurban memiliki urutan sesuai dengan syariat Islam. Tidak hanya sehat secara fisik, hewan kurban ternyata juga memiliki urutan untuk menjadi kurban terbaik.
“Lebih utamanya macam-macam kurban dengan melihat pertimbangan syiar adalah unta kemudian sapi, karena daging unta lebih banyak.”
Kemudian domba, kemudian kambing kacang, sebab lezatnya daging domba melebihi kambing, kemudian berkurban kolektif dalam unta atau sapi. Adapun melihat daging, maka daging domba adalah yang terbaik.
Tujuh ekor kambing lebih utama dari satu ekor unta atau sapi. Satu ekor kambing lebih utama dari kurban unta atau sapi secara kolektif, sebab menyendiri dalam mengalirkan darah (Syekh Khathib Al-Syarbani, Al-Iqna’ Hamisy Hasyiyah Al-Bujairimi, Juz 4, hal 334)
“Memberikan hewan kurban terbaik dan mengambil hikmah dari teladan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT,” pesannya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.