Kepala Dinas Pendidikan Apresiasi Kinerja PDNA Lamongan. Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan, Kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Pembukaan Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-11 Nasyiatul Aisyiyah (NA) Kabupaten Lamongan berlangsung Sabtu (10/6/2023) di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Brondong.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Ir Syarif Munif MM mengucapkan selamat berMusyda Ke-11 PDNA Lamongan. Dia berdoa, mudah-mudahan kegiatan ini menghasilkan hal yang positif untuk Kabupaten Lamongan.
Syarif Munif juga mengapresiasi komitmen bersama dari PDNA Lamongan yang menjadi perempuan hebat, serta membantu penurunan angka stunting di Kabupaten Lamongan.
“Kalian adalah mama muda (mamud) yang nantinya akan menggantikan kita semua yang sudah di atas 40 tahun,” ujarnya.
Terkait dengan pendidikan di Lamongan, Munif mengaku, dirinya tidak bisa bekerja sendiri dalam membangun generasi emas Indonesia, namun perlu dibantu oleh ibu-ibu, termasuk ibu muda Nasyiatul Aisyiyah.
“Kita tahu bersama, bahwa anak-anak sekarang sudah hidup di zaman man milenial, semua aktivitas sudah dengan teknologi informasi hampir setiap saat, dan kita tidak bisa lepas dari teknologi,” ujarnya.
Lantas, Munif menginformasikan bahwa di Lamongan ini, angka stuntingnya cukup tinggi, kemudian angka perkawinan dini juga cukup tinggi.
“Bahkan angka perceraian juga cukup tinggi. Menurut pengadilan Agama, Lamongan ini berada dalam urutan ke dua dalam penceraian Se-Indonesia,” ucapnya.
Maka dia menegaskan, bahwa anak-anak yang sudah bersekolah, bukan berarti lepas dari tanggung jawab orang tua.
“Kita tidak boleh lepas tangan, justru sekolah yang baik adalah di keluarga. Dan itu ujung tombaknya adalah di ibu-ibu sekalian,” tandasnya.
Orang Tua adalah Guru Terbaik
Dia juga mengingatkan, agar orang tua kangan menggantungkan pendidikannya kepada sekolah dan guru-guru. Karena sebenarnya orang tua lah yang menjadi guru terbaik.
“Namun saya yakin, Insya Allah di Nasyiatul Aisyiyah ini, untuk masalah keluarga, khususnya pendidikan anak-anak sudah dinomorsatukan,” ucapnya.
Sementara itu, dia juga mengingatkan, agar jangan sampai ketika menjadi pimpinan di Nasyiatul Aisyiyah, urusan keluarga dinomorduakan.
“Apalagi dalam mendidik anak-anak kita. Maka utamakan dalam mendidik anak-anak kita dan keluarga,” tegasnya.
Terkait angka stunting, Munif mengakui, di Lamongan angka stunting cukup tinggi. Hal itu karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap anak-anak yang menjadikan gizinya semakin buruk.
“Ini gara-gara selalu diberikan makanan yang siap saji yang tidak tau proses pembuatannya,” ucapnya.
“Maka untuk Kader Nasyiatul Aisyiyah harus menjadi motor penggerak dalam kesehatan keluarga,” harapnya.
Dia berharap, mudah-mudahan dengan jumlah kader Nasyiatul Aisyiyah yang banyak ini, menjadikan virus positif untuk perkembangan keluarga, terkhusus anak-anak.
Dia akhir sambutan, Munif pun memberikan pantun.
“Jalan jalan ke Lamongan beli nasi boranan. Nasyiatul Aisyiyah Lamongan memang Megilan,” ucapnya disambut tepuk tangan peserta Musyda. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni