Akuntansi dan Audit Amal Usaha Muhammadiyah; Oleh Prima Mari Kristanto, Akuntan Publik
PWMU.CO – Hari Kamis tanggal 8 Juni 2023 saya diundang menghadiri penyampaian hasil audit laporan keuangan Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Babat (RSUMB) di MPKU PWM Jawa Timur. Laporan keuangan sebagai hasil dari proses penyelenggaraan akuntansi dan RSUMB meskipun baru berdiri serta beroperasi seumur jagung sudah menjalankan proses akuntansi dan audit atas laporan keuangan pada dua tahun terakhir: 2021 dan 2022.
Dari laporan keuangan yang disampaikan pihak rumah sakit dan diperiksa akuntan publik selanjutnya menjadi bahan diskusi evaluasi perbaikan, bukan semata-mata mencari kesalahan. Akuntan rumah sakit sebagai penyaji laporan keuangan dan akuntan publik sebagai pemeriksa untuk memberikan jasa asurans menjamin mutu dari laporan keuangan yang dibuat pihak manajemen rumah sakit. Akuntansi dan audit ibarat pertandingan sepak bola dan wasit agar tidak terjadi pelanggaran serius selama jalannya pertandingan. Kalah menang dalam pertandingan dan laba rugi dalam usaha sebagai hal biasa sepanjang proses yang dijalankan telah berlangsung secara wajar.
Akuntansi dan audit laporan keuangan sudah menjadi budaya pada banyak amal usaha kesehatan. Budaya tersebut sebagai salah satu kunci rahasia sukses tumbuh berkembangnya amal-amal usaha kesehatan di Jawa Timur. Penyelenggaraan akuntansi dan audit amal usaha kesehatan bisa menjadi lahan studi banding untuk amal-amal usaha lainnya termasuk bidang pendidikan.
Dijadikannya Jawa Timur sebagai pilot project penerapan akuntansi amal usaha pendidikan patut diapresiasi sesuai dengan moto Propinsi Jawa Timur “Jer Basuki Mawa Bea”. Arti dari moto tersebut kurang lebih untuk dapat menyelenggarakan organisasi dengan baik tergantung keberadaan dana. Kebutuhan dana antara yang tersedia, yang terpakai, kekurangan dan kelebihan dana setelah penggunaan menjadi sumber informasi yang penting menuju amal usaha yang basuki.
Ketersediaan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi menjadi bahan melakukan perencanaan keuangan amal usaha untuk terus maju, tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun kurikulum. Anekdot perencanaan keuangan menjadi sulit jika tidak ada uangnya bisa direvisi menjadi perencanaan keuangan paling sulit jika tidak punya data potensi dan kelemahan dalam menghasilkan sumber keuangan. Keunggulan amal-amal usaha Persyarikatan banyak memiliki aset tetap dari wakaf tetapi minim arus kas.
Potensi lain berupa brand atau merek sebagai sekolah Muhammadiyah beberapa kurang dioptimalkan sebagai jaminan untuk mendapatkan bantuan hibah dana pemerintah atau pinjaman dana bank syariah. Keberadaan organisasi dan massa kultural Muhammadiyah juga bisa menjadi potensi mendapatkan dana jika bisa dicatat dan didata menjadi informasi tambahan dalam laporan keuangan amal usaha. Laporan keuangan yang standar memungkinkan melakukan pengungkapan-pengungkapan untuk memastikan going concern atau kelangsungan hidup masa depan suatu amal usaha.
Memasuki era kekinian ada tren unik akan keberadaan lembaga pendidikan dan kesehatan yang dilirik adalah yang bangunannya megah. Bahkan yang memasang tarif mahal tidak kalah bersaing dalam mendapatkan pasien dan peserta didik daripada bertarif murah. Seolah nilai uang sudah tidak ada “harganya” jika ditandingkan dengan manfaat serta kualitas yang di inginkan.
Menghadapi tren demikian, kemampuan mendapatkan dana investasi di awal menjadi tantangan tersendiri untuk mendapatkan kepercayaan para calon pasien atau peserta didik. Amal-amal usaha di kawasan tertentu yang masyarakatnya tidak keberatan membayar suatu nilai kualitas bisa dioptimalkan untuk memberi subsidi silang amal usaha yang tidak memungkinkan mengenakan biaya tinggi.
Amal-amal usaha yang lebih dominan melakukan misi sosial, berstatus dhuafa, tidak ada salahnya juga menyelenggarakan sistem akuntansi pelaporan keuangan yang baik dan benar. Seminin-minimnya kondisi amal usaha masih ada potensi yang bisa “ditawarkan” termasuk kondisi masyarakatnya yang minim secara ekonomi bisa mempunyai nilai sosial.
Amal-amal usaha yang berkhidmat di wilayah masyarakat dhuafadengan laporan keuangannya bisa meyakinkan pihak pemerintah, swasta atau dengan sesama amal usaha Muhammadiyah menutupi kebutuhan dana di luar kemampuan masyarakat dana amal usaha tersebut.
Keberadaan siswa SMK akuntansi atau mahasiswa prodi akuntansi bisa menjadi tenaga bantu memperbaiki laporan tata kelola keuangan amal-amal usaha. Dua pihak diuntungkan dalam kerja sama antara amal usaha dan lembaga pendidikan yaitu amal usaha menyediakan beragam kasus sebagai bahan studi kasus siswa dan mahasiswa.
Lembaga pendidikan memiliki alternatif tempat magang atau praktik kerja lapangan bagi siswa atau mahasiswa tidak hanya di sektor bisnis komersial saja. Amal-amal usaha dengan tata kelola keuangan yang semakin baik dan berkembang bisa menjadi pilihan lapangan kerja menarik bagi lulusan lembaga pendidikan Muhammadiyah sendiri. Wallahualambishawab. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni