PWMU.CO – Sabtu, 17 Juni 2023 pukul 06.00 para siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Babat (SMA Muhiba) Lamongan, Jawa Timur, sudah berkumpul di halaman sekolah lengkap dengan perlengkapan kemah. Masing-masing kelompok mengumpulkan perlengkapan kemahnya di salah satu truk yang disiapkan khusus mengangkut barang-barang peserta.
Tepat pukul 07.00 mereka dilepas oleh Waka Kesiswaan Aminulloh Fatkhur Roziqi yang hadir berseragam HW lengkap memberangkatkan 109 peserta kemah yang menuju Bumi Perkemahan Sendang Lanjar, Maibit, Rengel. Tuban.
Roziqi mengingatkan peserta untuk selalu menjaga diri dan almamater tercinta. “Di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung,” ungkapnya.
Total ada 10 Kawan (istilah kelompok dalam Hizbul Wathan di tingkat Penghela) yang mengikuti Kemah Bakti dan Outbound atau yang disebut Babond ini.
Kawan-Kawan tersebut terdiri dari empat Kawan Ikhwan dan enam Kawan Akhwat. Mereka tiba di bumi perkemahan tepat pukul 08.30. Langsung mendirikan tenda hingga pukul 10.00. Seusai meendirikan tenda peserta langsung berbaris untuk melaksanakan lomba pionerring dan parade semafor.
Dalam parade semafor peserta unjuk kemampuan dalam formasi, kreativitas, dan tentunya gerakan semafornya hingga menjelang Ashar. “Setelah itu mereka berbaris lagi untuk gladi pembukaan,” ungkap Em Bintang Nuha, Ketua Dewan Amaliyah HW Muhiba.
Kepala SMA Muhiba Agus Al Chusairi membuka Kemah Babond dengan ditandai pemotongan pita, smoke bomb, dan jatuhnya banner dari atas pioneering yang sudah ditautkan dengan sebuah benang dengan pita tersebut.
Setelah pembukaan kegiatan dilanjutkan dengan Lomba Parade PBB. “Pada lomba ini peserta dituntut mampu menyelaraskan kemampuan PBB, kreativitas, dan kekompakan masing-masing Kawan,” kata Ketua Panitia Babond. Faruq Sahna Arrohis.
Lomba diawali dengan penampilan parade PBB dari Dewan Kerabat Muhiba. Kegiatan ini rehat sebentar untuk istirahat shalat dan nakan (Ishoma) dilanjut setelah jamaah hingga pukul 20.00 baru selesai.
Setelah itu dilanjutkan lomba Olimpiade Hizbul Wathan dan Estafet Sandi hingga menjelang pukul 22.30. Tepat jam 23.00 peserta istirahat di tendanya masing-masing.
Pukul 03.00 dini hari peluit panjang berbunyi pertanda para peserta harus bangun untuk bersiap qiyamul lail dan shalat Subuh, kultum dan membaca al-Quran. Setelah itu mereka melanjutkan senam pagi bersama panitia dan kontingen.
Setelah senam pagi peserta diberi waktu 30 menit untuk masak dan sarapan. “Mereka masak dari kompor darurat yang dibuatnya sendiri dari kaleng minuman soda dengan bahan bakar spirtus yang mudah ditemukan di sekitar kita,” ungkap Sekretaris Panitia Ayunda Nida Ummu Alliya.
Setelah masak dan sarapan peserta akan segera diberangkatkan untuk tadabur alam menjelajahi Bukit Maibit, Rengel yang indah dan penuh tantangan dengan melewati tiga pos. Selain lomba-lomba yang sudah dilaksanakan masih ada pentas seni dan kebersihan tenda. (*)
Penulis Aminulloh Fatkhur Roziqi Editor Mohammad Nurfatoni