PWMU.CO – Suasana guyub membelah kesunyian malam Jalan Trunojoyo, Kota Malang. Di kedai STMJ ‘29’ yang lokasinya dekat dengan Stasiun Kota Malang, rombongan MPKU PWM Jawa Timur melepas penat di sela-sela padatnya acara Diklat Khusus Calon Pimpinan (Diksuscapim) amal usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang kesehatan.
Diskusi santai dilakukan di tempat tersebut. Jajaran MPKU PWM Jatim berbagi pengalaman untuk dapat mengurai permasalahan yang ada di Jaringan Rumah Sakit Muhammadiyah/ Aisyiyah (RSM/A) se-Jawa Timur. Setelah muncul langkah solutif dan disepakati oleh jajaran MPKU PWM Jatim, segera mereka melakukan eksekusi.
(Baca: Calon Pimpinan Rumah Sakit dan Klinik Muhammadiyah se-Jatim Jalani Ujian Kader dan Inilah Cara Rumah Sakit Muhammadiyah Tingkatkan Mutu Pelayanan)
”Kebiasaan diskusi dan nongkrong bareng ini seolah menjadi ritual wajib yang tidak bisa ditinggalkan saat MPKU mengadakan acara di Malang. Dari kebiasan tersebut, acap kali lahir ide-ide yang kreatif,”ujar dr Tjatur Prijambodo MKes kepada pwmu.co, Senin (8/5) malam.
Tak terasa sudah hampir 1 jam rombongan MPKU PWM Jatim ngobrol sambil menikmati STMJ. Gelas pun sudah kosong semua. Tak lama berselang, jajaran MPKU beranjak meninggalkan tempat nongkrong favorit Kera Ngalam. Mereka segera beristirahat dan mengumpulkan tenaga untuk mengawal Diksuscapim pada hari kedua.
Ritual yang sama juga sering kali dilakukan oleh jajaran MPKU PWM Jatim menjelang rapat rutin maupun rapat lainnya. Warung Mbak Wati atau biasa disebut Mbak Wati Center (MWC) menjadi tempat digodognya keputusan-keputusan penting MPKU PWM Jatim.
”Tidak bisa dipungkiri, rapat informal dengan suasana kekeluargaan seperti itu justru menjadi kekuatan MPKU,” ujarnya.(tj/aan)