Atomic Habits Oleh M. Arfan Mu’ammar, Sekretaris Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim dan Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya
PWMU.CO – Ada seseorang yang berusaha keras memecahkan batu dengan memukulkan martil ke atasnya.
Pukulan pertama hingga kesepuluh, batu itu bergeming. Tidak ada tanda-tanda keretakan. Lalu orang itu kembali memukulkan martilnya untuk yang kesebelas bahkan hingga kesembilan puluh sembilan kali.
Namun tetap saja batu itu tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Tidak ada perubahan yang bisa dilihat. Semua terlihat tidak ada kemajuan, stagnan, dan sia-sia. Lalu dia memukulkan martilnya sekali lagi, dan batu itu pecah, terbelah menjadi dua.
“Kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan secara continue akan berdampak besar di akhir.”
Pertanyaannya adalah apakah pukulan yang terakhir atau yang keseratus itu penyebab pecahnya batu? Apakah satu pukulan terakhir itu yang menjadi kunci pecahnya batu?
Tentu saja tidak. Satu pukulan terakhir tidak akan mampu memecahkan batu jika sebelumnya tidak ada 99 kali pukulan di batu tersebut. Pecahnya batu itu sebenarnya adalah akumulasi dari pukulan berantai, sehingga satu pukulan terakhir bisa memecahkannya.
Satu pukulan terakhir tidak akan berarti apa-apa jika tidak didahului dengan puluhan-pukulan sebelumnya. Itulah yang dimaksud oleh James Clear dengan atomic habits. Kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan secara continue akan berdampak besar di “akhir”, walaupun di awal seakan-seakan Anda tidak melihat hasilnya.
Hampir sama dengan seorang pilot. Ketika hendak akan landing dari ketinggian 36.000 kaki. Kemudian pilot itu sedikit saja mengubah haluan kemudinya. Hasilnya, pesawat yang mestinya mendarat di bandara A, bisa geser jauh puluhan bahkan ratusan kilometer dari bandara A. Artinya pergeseran kemudi yang “sedikit” tadi berdampak pada perubahan besar, walaupun pergeseran kemudi tadi sangat tidak terasa bagi penumpang bahkan oleh pilot sekalipun.
Semua Berproses
Seringkali kita takjub dengan keberhasilan seseorang. Dengan mengatakan “mudah sekali ya orang itu mendapatkan uang”, “mudah sekali ya orang itu mendapatkan pelanggan, setiap kali buka cabang langsung ramai”, “mudah sekali dia menulis buku, sekali terbit langsung best seller”, dan kekaguman-kekaguman yang lain.
Padahal, tahukah Anda, bahwa kemudahan-kemudahan itu didapatkan setelah puluhan kali mereka gagal. Setelah puluhan kali mereka mencoba. Setelah puluhan kali dia memukul batu dengan martil.
“Kita seringkali melihat sesuatu pada hasilnya, bukan pada prosesnya.”
Ketika kita kagum dengan kesuksesan seseorang, maka sama saja Anda bertemu dengan pemukul batu tadi. Bertemu ketika dia istirahat setelah melakukan pukulan ke 99 kali. Setelah cukup beristirahat dan berbincang dengan Anda, dia kembali memukul batu itu, yang kebetulan dalam sekali pukulan batu itu pecah terbelah jadi dua.
Anda lalu kaget, seraya berujar: “Hebat ya kamu, batu sebesar itu, dengan sekali pukulan bisa langsung pecah” atau “Mudah sekali ya kamu bisa memecahkan batu itu dalam sekali pukulan.” Dalam hati pemukul batu itu bergumam, “Belum tahu ya, wong sebelumnya saya jungkir balik, tangan jadi kaki, kaki jadi tangan, kok dibilang mudah.” He-he-he.
Itulah kehidupan. Kita seringkali melihat sesuatu pada hasilnya, bukan pada prosesnya. Padahal hasil adalah akumulasi dari hal-hal kecil yang dilakukan secara istikamah.
Perubahan Kecil
Maka jika Anda ingin perubahan besar, jangan terlalu bernafsu untuk mengubah secara signifikan, tetapi ubahlah sedikit demi sedikit. Karena perubahan secara signifikan di awal seringkali berhenti di tengah jalan. Lebih baik membaca satu lembar al-Quran tetapi rutin setiap hari, daripada membaca satu juz dalam sehari, setelah itu tidak membaca lagi dalam setahun.
Perubahan dalam perspektif atomic habits memang perubahan kecil (atomic). Karena saking kecilnya, seringkali tidak terasa apa pun perubahannya. Perubahan kecil itu sebesar 1 persen yang dilakukan setiap hari, sehingga menjadi sebuah habits (kebiasaan), sehingga dalam Saturday tahun akan mengalami perubahan sebesar 37 persen.
Misalkan Anda mau melakukan perubahan diri untuk bangun pagi, maka bangunlah 1 menit lebih awal dari sebelumnya. Besoknya 2 menit lebih awal. Lusa 3 menit lebih awal dan seterusnya.
“Bagaimana teknis menjadikan perubahan-perubahan kecil tersebut menjadi habits?”
Maka jika Anda awalnya bangun jam 06.00, dalam dua bulan Anda akan bisa bangun jam 05.00. Dalam empat bulan Anda akan bangun jam 04.00. Dalam enam bulan Anda akan bangun jam 03.00. Dalam sembilan bulan, Anda akan bangun jam 02.00. Kalau dalam setahun? Bisa-bisa gak tidur semalaman. He-he-he.
Lantas bagaimana teknis menjadikan perubahan-perubahan kecil tersebut menjadi habits? Silakan Anda baca sendiri buku Atomic Habits; An Easy and Proven Way to Build Good Habits and Break Bad Ones Tiny Changes, Remarkable Result, karya James Clear. Buku tersebut sudah menjadi New York Times Best Seller.
Masak harus saya rangkumkan di sini? Nanti Anda jadi malas baca he-he-he! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni