Gerakan Perempuan Mengaji PCA Wringinanom Bahas Ibadah Kurban, Liputan Kusmiani
PWMU.CO – Ibadah berkurban dibahas dalam Gerakan Perempuan Mengaji (GPM) Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Wringinanom Gresik, di Masjid Al Ikhlas Dusun Sumbersuko, Desa Lebanisuko, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Ahad (18/6/23).
Acara ini menghadirkan Wakil Ketua Majelis Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (PAUD Dasmen) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik Estu Rahayu SAg. Dia mengupas surat atau ayat al-Quran yang membahas tentang kurban.
Estu meminta kepada salah satu peserta untuk membaca surat al-Kautsar. Setelah itu ia menjelaskan ayat pertama bahwa Allah memberikan nikmat yang banyak kepada Muhammad. “Sesungguhnya kami (Allah) telah memberikan nikmat yang banyak kepadamu.”
“Dengan nikmat yang diberikan Allah itulah kita wajib bersyukur dan wajib menaati perintah Allah,” jelasnya.
Guru SMA Muhammadiyah 1 Gresik ini selanjutnya menjelaskan ayat kedua yaitu: Allah memerintahkan shalat dan kurban sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hal itu sesuai dengan bunyi ayat kedua, “Maka dirikanlah shalat dan berkurbanlah.”
“Shalat yang dimaksud di sini bisa ditafsirkan shalat Idul Adha dan shalat lima waktu,” ujarnya. Maka orang-orang yang mendirikan shalat hendaklah menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia.
“Sebagaimana yang tertulis dalam surat al-Maun. Yaitu orang yang suka menyayangi anak yatim dan suka memberi makan orang miskin. Inilah yang dimaksud shalat sebagai tiang agama, maka jangan sekali-kali ditinggalkan,” tegasnya.
Perintah berkurban, lanjutnya, dalam tafsir Al-Misbah yang ditulis Prof Dr Quraish Sihab sama beratnya dengan ibadah haji. “Kalau kita tidak diberikan Allah kelapangan rezeki, lalu kita sisihkan untuk berkurban atau haji, maka kita akan sulit mencapainya,” ucapnya.
Kemudian Ia memberikan semangat pada jamaah GPM untuk bisa melakukan ibadah kurban dengan mudah, yaitu menyisihkan uang kembalian belanja tiap harinya.
“Anggap saja harga satu ekor kambing Rp 3,6 juta. Kita bagi jumlah hari dalam setahun, nanti akan ketemu tiap hari kita sisihkan uang Rp 10 ribu rupiah,” urai alumnus SMA Muhammadiyah 1 Gresik tahun 1994.
Setelah uang terkumpul bisa diserahkan ke panitia kurban terdekat atau melalui Lazismu. “Di Lazismu daging kurban diolah menjadi Kornetmu, Rendangmu, dan Baksomu yang nantinya bisa dibagikan kepada dhuafa atau korban bencana,” tandasnya.
Baca sambungan di halaman 2: Hikmah Kisah Hajar dan Ismail