Di balik konsep sedih bahagia wisuda SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya (SD Musix); Liputan Kontributor PWMU.CO Basirun.
PWMU.CO – Wisuda Purnasiswa SD Musix Surabaya diselenggarakan di Fave Hotel Mex Tunjungan, Surabaya, Sabtu (11/6/23).
Pemandangan Fave Hotel Mex Tunjungan pagi itu berbeda dengan hari-hari lainnya. Para tamu yang hadir harus melalui lift lantai ground menuju lantai tujuh, tempat diselenggarakannya acara wisuda purna siswa.
Mereka adalah para orang tua yang akan menghadiri wisuda putra-putrinya. Para wisudawan mengenakan kostum setelan jas hitam dipadu kemeja warna hitam, sedangkan para wisudawati mengenakan setelan baju putih, bawahan dan hijab warna merah muda.
Di Balik Konsep Sedih Bahagia
Ketua Panitia Rr Ike Zane Harta Riezka Putrie SH bersama tim telah mengonsep wisuda purna siswa ini jauh-jauh hari, mereka mengonsep acara ini berbeda dengan wisuda tahun-tahun sebelumnya. “Konsep yang kami sajikan acara ini adalah sedih tapi bahagia, lepaskan mimpimu, raih prestasimu,” ujar orang tua dari Zhufairah Ramadhani Prasetyo (Farah) kelas VI-C SD Musix tersebut.
Selanjutnya dia menjelaskan bahwa konsep sedih tapi bahagia itu adalah idenya. “Sedih karena akan meninggalkan sahabat dan para guru tercinta, bahagia karena akan menyambut dan akan merajut kisah baru yang akan lebih menantang,” tambahnya.
Untuk mendukung kosepnya, dia juga membuat suasana ruangan menjadi sinematik. Hall yang perada di lantai paling atas itu dibuat seolah di dalam gedung teater layaknya ruang konser para bintang yang ditengkapi pencahayaan warna-warni. Di samping itu ruangan juga di-setting benar-benar steril dari tamu yang tidak diundang, hal ini dimaksudkan karena terbatasnya tempat dan waktu.
“Tidak semua orang bisa masuk ruang, karena setiap tamu yang masuk harus menunjukkan undangan yang dilengkapi dengan barcode. Panitia penerima tamu telah kami bekali telepon seluler yang sudah di-instal scan barcode,” Jelasnya. Jadi, sambungnya, jika orang tua yang akan mengajak anggota keluarga lain harus mendaftar terlebih dahulu.
“Mari silakan masuk bunda, sebelum pintu ditutup, karena sebentar lagi acara segera dimulai,” kata Chatarina Lestari SPd, petugas penerima tamu.
“Maaf ustadzah, saya tadi sudah minta izin panitia di depan tetapi ditolak, karena saya tidak bisa menunjukkan undangan,” kata seorang ibu yang tidak mau disebut namanya. “Oh, iya bunda, mohon maaf karena memang keterbatasan tempat,” jelas Chatarin Lestari.
Meriah dengan Mars SD Musix
Kursi di dalam gedung tertata rapi serba hitam, kecuali kursi tamu VIP di barisan paling depan saja yang berwarna krem. Posisi para wisuda berada di sisi kanan orang tua. Videotron ukuran lebar berada di sisi belakang panggung, yang ukuran luasnya tidak kurang dari 50 meter ikut menyemarakkan suasana.
Tepat pukul 07.30 para wisudawan mulai kirab memasuki gedung. Bersama para wali kelas beserta kepala sekolah dikawal sepuluh pasukan pengibar bendera (Paskib) berseragam Pandu Hizhul Wathan membawa merah putih. Tak ketinggalan juga bendera Muhammadiyah dan ortom.
Empat anggota Tapak Suci berada di barisan paling depan ikut serta mengawal. Derap langkah kirab diiringi lagu mars SD Musix menambah suasana meriah. Momen ini sebenarnya banyak orang tua yang akan mengabadikan putra-putrinya yang sedang kirab, tetapi panitia menjaga dengan sangat ketat agar tidak mengganggu lancarnya kirab.
Setelah semua para wisudawan menempati kursinya masing-masing, maka acara dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci al-Quran dan sari tilawah, yang dilanjukan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya. Kemudian ada sambutan-sambutan hingga acara selesai. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.