Angklung Musix dan Tari Zapin Meriahkan Pengukuhan PWNA Jatim. Liputan Yunia Zahrotin Nisa’, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur menggelar acara Ta’aruf (Pengukuhan) dan Rapat Kerja di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Sabtu (24/6/2023).
Saat pembukaan, kegiatan ini dimeriahkan dengan pertunjukan angklung musix dan tari zapin. Angklung Musix ditampilkan oleh siswa SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya, sementara tari zapin dari SD Muhammadiyah 7 Jagir Surabaya.
Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya, Anisa Herwati mengatakan, 35 peserta tim angklung musix yang tampil merupakan siswa kelas 3-6.
“Perpaduan musik tradisional angklung dan musik modern ini mampu menampilkan gerakan yang indah. Lagu yang dibawakan santri-santri adalah Pelajar Pancasila, Manuk Dadali, Mojang Priangan, dan Ramko Yambe Ramko,” katanya.
Kabid Dakwah PWNA Jatim 2022-2026 ini mengatakan, angklung SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya pernah tampil di Malaysia pada tahun 2020, di Singapura tahun 2023 dan beberapa event di tingkat lokal maupun nasional.
Dia menuturkan, para siswa perlu dikenalkan angklung sebagai alat musik tradisional yang dikombinasikan dengan musik modern, supaya tetap bisa dinikmati oleh masyarakat secara luas.
Sejarah Tari Zapin
Sementara itu, Kepala SD Muhammadiyah 7 Jagir Surabaya, Ahmad Zainuri Arif MPd menuturkan, tari zapin ini dibawakan oleh tim tari inovatif dancer dari Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah 7 Jagir Surabaya.
“Zapin berasal dari bahasa arab yaitu “Zafn” yang mempunyai arti pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan. Zapin merupakan khazanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab,” ucapnya.
Menurutnya, tarian tradisional ini bersifat edukatif sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan. “Tim ini pernah menjuarai lomba tari tingkat Jawa Timur di Grand City Surabaya,” katanya.
Arik, sapaan akrabnya mengatakan, musik pengiringnya terdiri atas dua alat utama, yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas.
“Sebelum tahun 1960, zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki namun kini sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki dengan perempuan,” jelasnya.
Dia menuturkan, tari zapin sangat beragam gerak tarinya, walaupun pada dasarnya gerak dasar zapin-nya sama, yakni ditarikan oleh rakyat di pesisir timur dan barat Sumatera, Semenanjung Malaysia, Sarawak, Kepulauan Riau, pesisir Kalimantan dan Brunei Darussalam. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni