PWMU.CO – Awas! Generasi penyembah berhala setan gepeng menjadi salah satu bahasan menarik dalam shalat Idul Adha yang diselenggarakan Masjid Al-Ishlah, Desa Sidowungu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Rabu (28/6/2023).
Adalah sang khatib, Drs Husnul Khuluq MPd, yang mengemukakan istilah itu. Guru SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik itu bertindak sebagai khatib dalam shalat yang dihadiri oleh ratusan orang. Halaman Masjid Al-Ishlah dan SD Muhammadiyah 1 Menganti, tempat shalat berlangsung, tidak mampu menampung jamaah yang membeludak. Sebagian terpaksa mengikuti shalat di jalan raya.
Di awal khutbahnya, Husnul Khuluq mengingatkan pada jamaah untuk senantiasa taat dan patuh menjalankan syariat Allah. Menurutnya semua nabi diutus oleh Allah untuk menegakkan akidah dan syariat di muka bumi ini.
“Semua itu memerlukan pengorbanan,” ucapnya.
Dia menegaskan, dalam pengorbanan ini, yang perlu dinapaktilasi adalah jejak perjuangan Nabi Ibrahim sebagai ‘Bapak Tauhid’ atau ‘Bapak Akidah’—yang darinya lahir keturunan-keturunan shalih sampai pada nabi terakhir, Muhammad Rasulullah SAW.
Salah satu pengorbanan yang dilakukan Nabi Ibrahim adalah perintah Allah agar dia menyembelih Nabi Ismail, anak satu-satunya waktu itu, yang dikisahkan dalam Surat ash-Shaffat 102. “Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”
Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Pengorbanan Nabi Ibrahim ini menjadi teladan bagaimana menjalankan ketaatan dan kepatuhan pada Allah. Dan itulah yang harus diteladani umat Islam.
Sebab, menurut dia, “Di akhir-akhir ini generasi kita semakin malas. Tampak semakin abai terhadap urusan akidah, syariat, dan agama Allah.”
Baca sambungan di halaman 3: Faktor Pengorbanan