Tiga Rahasia Lulus Ujian Hidup. Liputan khusus Shalat Idul Adha oleh kontributor PWMU.CO Banyuwangi Taufiqur Rohman.
PWMU.CO – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kembiritan Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur menggelar shalat Idul Adha 1444, Rabu (28/6/2023).
Lokasi pelaksanaan shalat Idul Adha di halaman SDN 6 Kembiritan Jalan Raya Pandan Genteng. Sebelumnya tempat shalat sempat dialihkan ke Masjid At-Taqwa Pandan. Ini karena cuaca hujan sejak malam sebelumnya hingga dini hari.
Pukul 05.30 WIB cuaca nampak terang. Panitia pelaksana yang terdiri dari para remaja masjid (remas) bergerak sigap mengecek kelayakan kondisi halaman SD. Hasilnya, panitia mengimbau jamaah yang mulai berdatangan ke masjid untuk segera berpindah ke halaman SD yang lokasinya berjarak 100 meter dari masjid.
Sebelum pelaksanaan shalat, panitia mengumumkan jumlah hewan kurban sebanyak 3 sapi dan 3 kambing. Selanjutnya disampaikan yang bertindak sebagai imam dan khatib adalah H Suwasono SPd.
Kurban 3 Sapi 3 Kambing
Shalat berlangsung dengan tenang dan aman. Pada shalat Idul Adha 1444 kali ini kondisi jamaah membludak, meskipun terdapat perbedaan dalam penetapan hari raya.
Dalam khutbahnya, Suwasono membawakan tema rahasia Nabi Ibrahim mampu menjalani ujian hidup. Menurutnya ada tiga rahasia jalani ujian hidup. Pertama adalah kesabaran. Sikap sabar inilah yang dapat diambil dari pribadi Ibrahim.
Sambil mengutip sebuah ayat dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 45
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ
“Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu,” kutipnya.
Rahasia yang kedua, lanjutnya, adalah ketauhidan. Keyakinan yang kuat atas ketuhanan Allah SWT. “Dan yang ketiga adalah keikhlasan. Ini merupakan rahasia terakhir, mengapa Ibrahim mampu lulus menghadapi ujian hidup,-
Khutbah yang berlangsung kurang lebih dua puluh menit itu berakhir pukul 06.55. Panitia menyampaikan perolehan infak berjumlah 2,5 juta rupiah. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.