Khutbah Prof Zainuddin Maliki Bahas Hikmah Kurban Jelang Tahun Politik, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Liza Rahmawati
PWMU.CO – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Desa Pucung, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menyelenggarakan shalat Idul Adha di lapangan desa, Rabu (28/6/2023).
Imam dan khatibnya adalah Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Jatim X Gresik Lamongan Prof Dr H Zainuddin Maliki MSi.
Dalam khutbahnya, dia menyampaikan tentang dua amalan yang dikerjakan kaum Muslimin. Pertama adalah menunaikan haji ke Tanah Suci Makkatul Mukarramah. Kedua menyembelih hewan kurban.
“Hari Raya Idul Adha bersamaan dengan tahun, di mana bangsa Indonesia tengah mempersiapkan proses pemilihan pemimpin yang akan berlangsung di bulan Februari 2024 nanti,” katanya.
Dalam situasi seperti ini, lanjutnya, sangat tepat untuk belajar dan menimba hikmah dari kepemimpinan Nabiyullah Ibrahim alaihissalam agar memperoleh pemimpin yang benar seperti yang dinyatakan Imam Al -Ghazali, rusaknya rakyat disebabkan karena rusaknya pemimpin.
Kita mengharapkan akan mendapatkan pemimpin yang benar, yang mampu membawa Indonesia berkemajuan, yang rakyatnya rukun, damai, adil dan sejahtera yang diridhai Allah SWT. Seperti halnya ditegaskan dalam Surah al-Baqarah ayat 124.
“Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu ia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia. Dia (Ibrahim) berkata, Dan (juga) dari anak cucuku? Allah berfirman, (Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”
Ujian Terberat
Prof Zainuddin Maliki menyampaikan, salah satu ujian berat yang dihadapi Nabiyullah Ibrahim adalah ketika diminta berkurban anak, harta yang paling berharga, harta keturunan yang sudah sangat lama didamba penuh kerinduan sebagai bukti kepatuhan dan ketaatan kepada Allah SWT.
“Sebagaimana dikisahkan dalam Surat as-Saffat ayat 102, maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim berkata, wahai anakku sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah pendapatmu. Dia (Ismail) menjawab, wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Ketika Nabiullah Ibrahim diperintahkan menyembelih putranya, setan datang menghasut. Namun Nabiullah Ibrahim tidak terpengaruh dan setan dilempari batu tujuh kali. Peristiwa tersebut terjadi di Jumrah Aqabah.
Setan terus merayu Siti Hajar untuk membujuk suaminya agar tidak menyembelih Ismail. Ibunda Siti Hajar melempari setan dengan batu sebanyak tujuh kali di Jumrah Wustha.
Bahkan, sambungnya, Nabi Ismail juga dirayu agar tidak mau dikurbankan. Ismail melempar setan dengan batu sebanyak tujuh kali di Jumrah Ula.
Kisah Ibrahim menyembelih Ismail diganti seekor hewan sembelihan diabadikan dalam Surah as-Shaffat 107 yang artinya, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan besar.
“Pesan moral kepemimpinan adalah pastikan pemimpin yang kita pilih memiliki keteguhan kesabaran dan kesanggupan menjaga ketakwaan kepada Allah SWT meskipun menghadapi ujian dan kerasnya kehidupan sebagaimana dicontohkan oleh Nabiullah Ibrahim,” pesannya.
Kurban di Desa Pucung
Sementara itu, kepala Desa Pucung Choirul Anam SE menyampaikan jumlah hewan kurban di Desa Pucung adalah sebagai berikut.
- Masjid Al Ikhlas Pulorejo 5 ekor sapi dan 1 ekor kambing
- Masjid Nurul Hikmah Tamping 2 ekor sapi dan 4 ekor kambing
- Masjid Thoriqotul Jannah Pucung 2 ekor sapi
- Masjid Nurul Hidayah Pucung 5 ekor sapi dan 1 ekor kambing
- Masjid Nurul Iman Kampung 4 ekor sapi dan 3 ekor kambing
- Masjid An Nur Kampung 4 ekor sapi
- Masjid Aswaja Kampung 3 ekor sapi dan 6 ekor kambing
“Total kurban tahun ini di Desa Pucung adalah 25 ekor sapi dan 14 ekor kambing,” katanya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.