PWMU.CO – Pengajian Ahad Pagi Aktual Pimpinan Cabang Muhamamdiyah (PCM) Wonokromo Surabaya di-launching di SD Muhammadiyah 6 (SD Musix) Gadung Surabaya, Ahad (25/6/2023)
Kegiatan PAPA yang menghadirkan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Syafiq Mughni MA ini bertajuk Risalah Islam Berkemajuan. Ikut hadir, segenap jajaran Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo Surabaya periode 2015-2022 dan Ketua PCM Wonokromo 2022-2027 Ir Lukman Rahim.
“Di samping launching Pengajian Ahad Pagi Aktuan, acara ini juga berbarengan dengan Silaturahmi Wali Murid untuk penerimaan rapor semester II tahun 2022-2023 kepada para wali kelas I sampai kelas V. Tanpa menyertakan kelas VI karena mereka sudah lulus,” kata Ketua Pantia Puspitawati SPd yang juga Kepala Urusan Kurikulum SD Musix.
Kegiatan ini dimeriahkan undian lima voucer paket umrah serta pembagian puluhan doorprize dan pemberian apresiasi bagi peraih 20 skor tertinggi program Gen Q Smart.
Makna Islam Berkemajuan
Dalam ceramahnya Syafiq Mughni menyampaikan bahwa Islam yang dikembangkan oleh Muhammadiyah adalah Islam berkemajuan. Yaitu Islam yang benar-benar menghayati mendorong bagi kemajuan umat Islam.
“Ada lima ciri Islam berkemajuan seperti yang dikembangkan Muhammadiyah,” jelas Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur periode 2005-2010 itu.
Selanjutnya dia menguraikan ciri Islam berkemajuan. Pertama, berdasarkan tauhid dalam bentuk beribadah dan dikembangkan dalam bentuk bersosial di masyarakat. Karena manusia oleh Allah diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna, sesuai firman Allah at-Tin ayat 4:
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Kedua, al-Qur’an dan as-Sunnah Nabi sebagai dasar pemikiran dan tingkah laku. Apabila keduanya dipegang-teguh akan selamat hidup di dunia dan akherat. Dia menyitir hadits Babi
تَركْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ، لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ، وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
“Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat selagimana kamu berpegang dengannya yaitu kitab Allah (al-Qur’an) dan sunnah Nabi-Nya (Sunnah Nabi SAW).”
Ketiga, ijtihad dan tajdid. Tidak tradisional. Tidak semata-mata menganggap apa yang diwariskan oleh nenek moyang selalu benar. “Karena zaman terus berubah tidak mungkin kita berhenti di dalam berpikir. (Jika demikian) kita akan menjadi umat yang tertinggal,” jelasnya.
“Kalau kita hanya terpaku pada apa yang sudah kita miliki, terpaku pada tradisi dan adat istiadat tanpa pengembangan, maka kita akan menjadi umat yang tidak berkemajuan,” tambah dia.
Keempat, mengembangkan wasathiah atau moderat atau tengahan. Muhammadiyah beridentitas Islam moderat-berkemajuan (wasathiah). Artinya, jika diletakkan di antara kutub-kutub pemahaman keislaman lain, posisi Muhammadiyah berada di tengah, tidak ekstrem ke kiri: liberal, dan sekuler. Juga tidak ekstrem ke kanan: konservatif maupun fundamentalis.
Kelima mengembangkan taqiqurrahmah lil alamin. Mewujudkan kerahmatan bagi seluruh alam. Bukan hanya untuk manusia tetapi juga untuk lingkungan dan hewan.
Dia berkisah tentang pemilik burung mendengarkan kicauan burung yang merdu, bulunya yang indah, pemilik burung itu mengira burungnya berbahagia.
“Sekiranya burung itu bisa bicara, maka dia akan berbicara, mengapa saya dipenjara, saya ingin terbang bebas bersama kawan-kawan, mencari makan dengan bebas,” katanya.
Menutup kajiannya, dia menjelaskan Surat al-Anbiya’ ayat 107
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Tidaklah saya (Allah) mengutusmu (Muhammad) melainkan sebagai rahmatan bagi seluruh alam semesta.”
Pengajian Ahad Pagi Aktual ditutup penarikan undian lima voucer paket umrah, doorprize, dan pemberian apresiasi program Gen Q Smart. (*)
Penulis Basirun Editor Mohammad Nurfatoni