Keistimewaan Nabi Ibrahim, Disebut Al-Quran 65 Kali, Diucapkan dalam Shalat Wajib 5 Kali, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Elisyah Susanty
PWMU.CO – Keistimewaan shalat Idul Adha dan kurban disampaikan Muhammad Naufal LC saat khutbah Idul Adha di Kota Baru Driyorejo Gresik Jawa Timur, Rabu (28/6/2023).
Pengkhutbah dari Bungah Gresik ini menjelaskan ada tiga keistimewaan shalat Idul Adha. Pertama tentang tata cara berpakaian saat pelaksanaan shalat Id dengan memakai pakaian terbaik sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.
“Kedua tentang shalat Id tidak diselingi oleh shalat qabliah dan bakdiah. Ketiga, pada saat berangkat dan pulang dianjurkan melewati jalan yang berbeda. Dengan cara ini Allah mengajarkan kepada kita untuk bisa lebih mengenal tetangga dengan bertegur sapa, habblum minnannas,” katanya.
Dia menuturkan, melaksanakan ibadah kurban menanamkan kecintaan dan kedekatan kepada Allah SWT. Mampu mengurangi kecintaan kepada hartanya dan membagikan kepada orang lain berupa hewan kurban terbaik adalah salah satu caranya.
“Tidak ada pahala bagi kurban yang dilakukan dengan riya dengan tujuan pamer hewan kurban. Jika mampu berkurban dengan 1 ekor kambing, maka lakukanlah. Jika bisa berkurban dengan 1 ekor sapi, silahkan. Berkurban dilakukan dengan niat Ikhlas dan hanya karena Allah SWT,” ujarnya.
Teladan Nabi Ibrahim
Muhammad Naufal menyampaikan, selain keistimewaan ini, ada juga mengenai teladan Nabi Ibrahim dalam perayaan Idul Adha ini
“Nama Nabi Ibrahim disebut sebanyak 65 kali dalam al-Quran. Nabi yang diberkahi untuk melahirkan nabi-nabi selanjutnya. Begitu istimewanya beliau hingga Allah memerintahkan manusia untuk menyebut nama Nabi Ibrahim dalam 5 kali waktu shalat,” katanya.
Dia menuturkan, ujian pertama Nabi Ibrahim datang dari ayahnya sendiri yang seorang pembuat patung berhala untuk disembah. Di sini jelas ayah Nabi Ibrahim adalah musuh Allah.
“Nabi Ibrahim tetap memilih diksi yang tidak menyakiti ayahnya. Hendaknya tetap menyayangi sesama dengan tidak menyakiti hati saudara dengan tutur kata yang baik,” pesannya kepada jamaah.
Tekad kuat Nabi Ibrahim dalam menghancurkan patung berhala berbuah dengan ditangkap dan dimasukkan Nabi Ibrahim ke dalam api membara untuk dibakar hidup-hidup atas perintah Raja Namrud.
Pertolongan Allah datang dengan memerintahkan api menjadi dingin hingga tidak ada satupun bagian tubuh dari Nabi Ibrahim terbakar. Ujian kedua, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membawa dan meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di tempat yang tandus.
“Siti hajar berlari dari Bukit Shafa dan Bukit Marwa untuk mencari sumber air. Allah memberikan pertolongan dengan munculnya suara gemericik air yang keluar dari kaki Ismail,” tuturnya.
Ujian ketiga datang dari Allah berupa perintah untuk menyembelih Ismail, putranya sendiri. Setan datang untuk menggagalkan niat Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah. Tetap pada niat hanya kepada Allah Nabi Ibrahim melaksanakan perintah.
“Allah memberikan pertolongan dengan mengganti Ismail dengan seekor domba,” jelasnya.
Dia menegaskan, ujian ketaqwaan dilalui Nabi Ibrahim dengan ketulusan. Dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail inilah awal mula ibadah haji dilaksanakan.
“Seorang Muslim yang saleh, menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, akan berpengaruh pada anak anaknya. Ajarkan iktikat baik dan sekolahkan anak ke sekolah Islam supaya dekat dengan Allah,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.