PWMU.CO – Sebanyak 3850 kader Aisyiyah dari 34 Provinsi se-Indonesia berkumpul memperingati Milad Aisyiyah ke-103 di Gedung Serbaguna Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (19/5) kemarin. Ketua Umum PP Aisyiyah Dra Siti Noorjannah Djuhantini mengaku sangat terharu dengan gerakan Aisyiyah di usianya yang ke-103 tahun.
Aisyiyah bersama Muhammadiyah, sebut Noorjannah telah berperan besar membantu pemerintah Republik Indonesia di bidang pendidikan, sosial, politik dan budaya. ”Perhatian Aisyiyah terhadap usaha literasi dengan terbentuknya suara Aisyiyah sejak tahun 1926 beriringan dengan majalah Suara Muhammadiyah menjadi bukti kepedulian Aisyiyah terhadap pendidikan di Indonesia,”ujarnya.
(Baca: Di Milad ke-103, Asyiyah Tak Pernah Lelah Berjuang untuk Muliakan Martabat Perempuan dan Jurus Ampuh Aisyiyah untuk Kuatkan Ekonomi Perempuan)
Noorjannah menambahkan, usaha lain yang juga dilakukan oleh Aisyiyah adalah mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sejak tahun 1919 hingga saat ini, Aisyiyah fokus mengembangkan PAUD. Usianya, telah memasuki satu abad. ”Islam itu sangat memuliakan perempuan, dan itu adalah ciri gerakan Muhammadiyah yang kita cintai,” tegasnya.
Resepsi Milad ke-103 diawali dengan rembuk nasional PAUD yang digelar di Universitas Aisyiyah Indonesia. Hadir dalam kesempatan itu 500 tokoh, pemerhati dan praktisi PAUD dari lintas agama. Selanjutnya, diadakan bazar dan marching band dengan peserta 250 orang. Bersamaan dengan itu, 250 siswa TK ABA melukis bersama.
”Ini sebagai wahana untuk merefleksikan diri dan menggali spirit perjuangan pendiri dan penggerak perjuangan Aisyiyah. Terutama generasi awal. Sehingga gerakan Islam berkemajuan semakin kokoh. Karena Aisyah merupakan pelopor perjuangan perempuan di Indonesia,” terang Salma, Ketua Panitia Milad ke-100.(tri/aan)
PWMU.CO – Sebanyak 3850 kader Aisyiyah dari 34 Provinsi se-Indonesia berkumpul memperingati Milad Aisyiyah ke-103 di Gedung Serbaguna Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (19/5) kemarin. Ketua Umum PP Aisyiyah Dra Siti Noorjannah Djuhantini mengaku sangat terharu dengan gerakan Aisyiyah di usianya yang ke-103 tahun.
Aisyiyah bersama Muhammadiyah, sebut Noorjannah telah berperan besar membantu pemerintah Republik Indonesia di bidang pendidikan, sosial, politik dan budaya. ”Perhatian Aisyiyah terhadap usaha literasi dengan terbentuknya suara Aisyiyah sejak tahun 1926 beriringan dengan majalah Suara Muhammadiyah menjadi bukti kepedulian Aisyiyah terhadap pendidikan di Indonesia,”ujarnya.
(Baca: Di Milad ke-103, Asyiyah Tak Pernah Lelah Berjuang untuk Muliakan Martabat Perempuan dan Jurus Ampuh Aisyiyah untuk Kuatkan Ekonomi Perempuan)
Noorjannah menambahkan, usaha lain yang juga dilakukan oleh Aisyiyah adalah mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sejak tahun 1919 hingga saat ini, Aisyiyah fokus mengembangkan PAUD. Usianya, telah memasuki satu abad. ”Islam itu sangat memuliakan perempuan, dan itu adalah ciri gerakan Muhammadiyah yang kita cintai,” tegasnya.
Resepsi Milad ke-103 diawali dengan rembuk nasional PAUD yang digelar di Universitas Aisyiyah Indonesia. Hadir dalam kesempatan itu 500 tokoh, pemerhati dan praktisi PAUD dari lintas agama. Selanjutnya, diadakan bazar dan marching band dengan peserta 250 orang. Bersamaan dengan itu, 250 siswa TK ABA melukis bersama.
”Ini sebagai wahana untuk merefleksikan diri dan menggali spirit perjuangan pendiri dan penggerak perjuangan Aisyiyah. Terutama generasi awal. Sehingga gerakan Islam berkemajuan semakin kokoh. Karena Aisyah merupakan pelopor perjuangan perempuan di Indonesia,” terang Salma, Ketua Panitia Milad ke-100.(tri/aan)