Musim Musycab, Kita Butuh Pimpinan yang Kober, Bener, dan War-wer; Opini oleh Mohamad Su’ud Wakil Ketua PDM Lamongan.
PWMU.CO – Bulan Juli-Agustus 2023 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Kabupaten Lamongan penuh semarak Musyawarah Cabang (Musycab).
Setiap hari di WhatsApp group dan berita online dipenuhi update berita persiapan, pelaksanaan dan hasil musyawarah.
Hampir mencapai separuh cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah telah sukses melaksanakan musyawarah tertinggi ini.
Gegap gempita Musycab yang ditandai dengan munculnya para calon-calon pemimpin lima tahun ke depan menyita banyak pikiran dan energi. Hal ini sebagai pertanda baik lahirnya generasi baru. Namun ada juga “semangat” para calon masih sebatas heroik sesaat tidak disertai dengan visi dan misi yang kuat.
Dari sejumlah calon yang ada, kemampuan dan pengalamannya tidak diragukan lagi. Mereka aktivis yang loyal mulai dari ranting sampai cabang.
Namun penulis bukan menyoroti tentang umur atau yang biasa disebut darah muda. Penulis lebih fokus pada dua kata kunci yang wajib dimiliki bagi para pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah periode mendatang.
Pertama, kober. Memimpin puluhan ranting di cabang bukan persoalan mudah. Dibutuhkan stamina prima dan waktu yang cukup.
Memimpin organisasi dakwah ini berbeda dengan birokrasi pemerintahan atau kelompok atau orang temporal.
Menggerakkan dan memobilisasi potensi organisasi tidak sekedar tentang berapa waktu yang dikeluarkan. Berapa jam dihabiskan, namun terus menerus. Meminjam istilah Drz Piet Hizbullah Khaidir, diam tapi bergerak. Bergerak namun diam. Diamnya tetap berpikir. Kakinya di tempat, pikirannya melayang ke mana-mana. Lisannya diam, tangannya bergerak. Itulah di antara tipe sang kober.
Sebaliknya, ada tipe pemimpin yang bergerak fisiknya, namun hakikatnya diam. Karena dalam geraknya tidak mampu membuahkan ide segar. Mengapa? Karena perubahan hanya datang pada ide dan gagasan, selanjutnya membuahkan aksi.
Kalau sekadar mengandalkan fisik, betapa lelah dan terbatasnya tenaga dan waktu. Kekuatan pikiran, potensi ide, harapan yang menghujam dan idealisme yang kokoh akan membangkitkan ranting yang lesu dan menggelorakan ghirah jihad anggota.
Pemimpin yang kober, tidak main hitungan. Baginya semua waktunya untuk dakwah. Saya tidak tahu dari mana sumber kalimat motivasi ini. “Sambil makan mikir organisasi. Sambil santai mikir Persyarikatan. Sambil duduk mikir gerakan. Sambil bekerja mikirpengembangan. Bahkan, sambil mandi pun tetap mikir organisasi.”
Baca sambungan di halaman 2: Sang Bener sebagai Penjaga Ideologi