PWMU.CO – Musycab PCM Balongbendo berlangsung di SD Muhammadiyah 10, Ahad (9/7/2023).
Musyawarah Cabang VIII Muhammadiyah dan Aisyiyah Balongbendo dihadiri 90 peserta terdiri dari jajaran PCM, PCA, Pemuda, dan Nasyiatul Aisyiyah setempat.
Juga undangan antara lain dari Forpimka, MWC NU, Muslimat, GP Ansor, pengurus as-Shidiqiyyah Balongbendo, PDM dan PDA Sidoarjo.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo Ikhsan MSi membuka Musycab PCM Balongbendo.
Dalam sambutannya Ikhsan menyampaikan, jadikan Musycab sebagai momen kebanggaan warga Muhammadiyah untuk menunjukkan prestasi dakwah di masyarakat.
Jika kita sudah memiliki banyak amal usaha di bidang pendidikan, kata dia, maka bidang ekonomi menjadi prioritas selanjutnya.
Mantan Ketua Majelis Dikdasmen PDM Sidoarjo periode 2015-2022 itu mengatakan, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah tidak hanya dengan gerakan dakwah saja tapi dibarengi dengan gerakan ekonomi.
”Setiap kali berkunjung ke wilayah-wilayah selalu membawa batik untuk dijual. Maka untuk PCM Balongbendo periode yang akan datang, kembangkanlah amal usaha dengan maksimal sehingga gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar bisa lebih maksimal. Jangan puas dan berhenti dengan AUM yang saat ini saja,” katanya.
Menurut dia, gerakan Muhammadiyah itu seperti filosofi lebah. Lebah membuat sarang untuk menghasilkan madu. Sarang lebah tidak bisa terbentuk dan menghasilkan madu dengan cepat dan melimpah jika yang membangun sarang hanya beberapa ekor lebah saja.
”Demikian juga jika ingin berhasil dalam dakwah dan bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, maka dakwahnya juga harus dilakukan oleh banyak orang. Untuk bisa dinikmati atau diambil manfaat oleh masyarakat luas,” ujarnya.
Contoh konkret yang sudah dilakukan selama ini adalah gerakan infak Jumat dua ribu rupiah oleh15.000 siswa Muhammadiyah Sidoarjo. Dalam sepekan terkumpul Rp 30 juta dari siswa Muhammadiyah untuk pembangunan Masjid an-Nur Sidoarjo.
Dia mengingatkan, walaupun kita punya AUM banyak, namun kita harus tetap waspada karena sarang lebah dan madu yang melimpah di bawahnya terdapat naga yang besar yang mulutnya terbuka siap melahap sarang madu.
”Naga yang dimaksud adalah pribadi-pribadi para pimpinan yang lalai terhadap amanah gerakan dakwah amar makruf nahi munkar tapi berebut menikmati. Maka sekali lagi, jika kita memiliki AUM yang sudah besar berhati-hati dan waspadalah agar kita senantiasa tetap di jalan dakwah ini,” katanya.
Penulis Sunarsih Editor Sugeng Purwanto