Kader Nasyiah ternyata Ikut Perang Kemerdekaan oleh Isnatul Chasanah, kontributor di Jakarta.
PWMU.CO– Sebuah foto berwarna hitam-putih menampilkan empat sosok perempuan berkebaya lengkap. Rambut disanggul. Posisi gaya: satu orang duduk dan tiga lainnya berdiri berjajar menghadap kamera.
Foto itu menjadi pembuka presentasi yang disuguhkan Mu’arif, sejarawan Muhammadiyah dalam Refleksi Milad 95 tahun Nasyiatul Aisyiyah digelar secara daring, Sabtu (15/7/2023).
Foto tersebut ternyata potret pimpinan Nasyiah yang pada saat itu masih bernama Siswo Prodjo Wanita (SPW).
Diskusi tentang sejarah Nasyiah di masa revolusi menjadi magnet tersendiri bagi para peserta Refleksi Milad 95 tahun Nasyiah yang hadir melalui telekonferensi Zoom.
Salah satu kisah paling menarik yang dibawakan Mu’arif ialah peran kader Nasyiah di zaman penjajahan.
Siapa pahlawan yang kita kenal turun langsung ke medan peran di era itu? ”Nama-nama pahlawan itu mungkin didominasi oleh kaum laki-laki. Namun rupanya kader Nasyiah pra kemerdekaan itu ikut turun langsung ke medan perang, khususnya di masa Agresi Militer Belanda I,” kata Mu’arif.
Mu’arif menyebut, setidaknya ada lima peran kader Nasyiah. Pertama, kader Nasyiah siap berjuang di garis belakang melalui urusan logistik perang atau dapur umum.
Menurut dia, kader-kader yang sudah tangguh sejak dulu itu juga memberikan perawatan dan pertolongan korban perang, serta menyediakan obat-obatan.
“Perang itu kondisi yang kacau, jangan dibayangkan mereka duduk diam menunggu korban ke belakang mencari obat. Jadi, perempuan-perempuan Nasyiah ini juga maju ke depan mencari korban, tidak menunggu korban di belakang,” tutur Mu’arif.
Baca sambungan di halaman 2: Urus Keluarga Syuhada