PWMU.CO – Kompetensi Literasi Kepenulisan diangkat mahasiswa PPG Pra Jabatan Universitas Negeri Malang dalam webinar Sabtu (15/7/2023).
Tema Webinar Revitalisasi Pendidikan: Meningkatkan Kompetensi Literasi Kepenulisan di Abad 21 Melalui Program Pendidikan Profesi Guru.
Dua narasumber yang hadir, pertama, Miftahussururi SPd, Manajer Data dan Komunikasi Article 33 Indonesia pada Direktorat Jendaral Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek. Kedua, Achmad Santoso MPd, Editor Bahasa Jawa Pos.
Dalam sambutannya Ketua Pelaksana Sindi Nur Diansyah mengatakan, teman-teman panitia menginisiasi gerakan ini agar semua pihak menyukai dunia literasi khususnya kepenulisan.
”Jika kita ingin menulis pasti kita akan dipaksa untuk menyukai membaca terlebih dahulu,” katanya.
Acara dibuka oleh dosen pembimbing projek, Syaiful Hamzah Nasution. Dia menyampaikan, melalui tulisan nama kita akan dikenal abadi sehingga kita bisa tahu sejarah dari bangsa ini dan tokoh-tokoh berpengaruh pada zaman sebelum kita.
”Selain dapat mengabadikan diri kita, tulisan juga dapat mengabadikan lingkungan sosial masyarakat di sekitar kita,” ujarnya.
Dalam paparannya Miftahussururi mengungkapkan kompetensi guru abad 21 dan kaitan antara kompetensi literasi kepenulisan dengan program Pendidikan Profesi Guru.
Menurut dia, Program Pendidikan Profesi Guru merupakan program yang bertujuan mencetak guru yang memiliki panggilan hati menjadi guru, profesional, komitmen menjadi teladan, cinta terhadap profesi, dan pembelajar sepanjang hayat.
”Menjadi guru itu bukan hanya mengajar tetapi ada kontrak sosial di masyarakat untuk menjadi teladan baik di sekolah maupun di masyarakat. Guru juga diharapkan mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat agar dapat menyesuaikan pembelajaran sesuai kodrat alam dan kodrat zaman dari pesera didik sesuai dengan prinsip Pendidikan Ki Hadjar Dewantara,” jelasnya.
Dikatakan, banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru selain di dalam kelas. Jika guru menginginkan peserta didik memiliki kemampuan literasi yang baik, guru harus mampu menjadi pribadi yang literat terlebih dahulu.
Tahapan yang harus dilewati untuk mengikuti program Pendidikan Profesi guru ada 3 yaitu Administrasi, Tes Substantif, dan Wawancara. Calon guru yang mampu melewati ketiga seleksi tersebut merupakan calon guru pilihan yang berkualitas.
Beberapa kompetensi di luar kompetensi substansi yang harus dimiliki oleh guru abad 21 adalah building positive working relationship (Membangun hubungan kerjasama yang positif), coaching (Pembinaan), compelling communication (Komunikasi yang menarik), continuous learning (Pembelajaran berkelanjutan), decision making (Pengambilan keputusan).
”Guru setiap hari dihadapkan pada keputusan untuk merespon suatu hal yang terjadi dalam kelas. Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan mengambil keputusan yang baik,” ujar Miftahussururi.
Guru abad 21 juga harus memenuhi kompetensi ethical maturity (Kematangan beretika), managing work (Mengelola pekerjaan), mission / purpose (Misi / tujuan), resilience (Daya juang / resiliensi), valuing differences (Manghargai perbedaan).
”Kesepuluh kompetensi tersebut merupakan kompetensi yang ingin dilihat dari guru abad 21 melalui program Pendidikan Profesi Guru,” tandasnya.
Hal yang ditekankan dalam program Pendidikan Profesi Guru yaitu mencetak guru yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Dalam sesi tanya jawab Fitri Melani menanyakan, apakah ada jaminan lulusan program Pendidikan Profesi Guru selalu kompatibel degan perubahan zaman?
”Mengingat tahun 2024 akan ada pergantian presiden dan suatu saat nanti Menteri Pendidikan juga akan berganti,” katanya.
Miftahussururi menjawab, jangan sampai hal-hal di luar kontrol kita membuat kita menjadi destruktif atau pesimis.
”Kontrol kita adalah kita harus menjadi pembelajar sepanjang hayat dan beradaptasi dengan perubahan yang ada untuk menjadi guru yang baik dan profesional,” katanya.
Narasumber kedua, Achmad Santoso memulai pemaparannya dengan membagikan kiat-kiat menulis untuk pemula.
Achmad Santoso berbagi pengalamannya menulis dari nol. Pertama adalah mempunyai tokoh yang dikagumi. Setiap penulis umumnya mengagumi satu dua orang penulis terkenal.
Kita dapat mengamati, meniru dan memodifikasi pola tulisan dari penulis yang lebih besar tersebut. ”Jangan pernah melakukan plagiasi. Jika kita mencampurkan pendapat orang atau informasi harus dicantumkan sumbernya,” tandasnya.
Penulis Nur Rohmawati, Sindi Nur Diansyah Editor Sugeng Purwanto