PWMU.CO – Masjid tutup habis Isya tanda takmirnya kikir. Seharusnya buka 24 jam melayani umat. Demikian dikatakan Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta Muhammad Jazir dalam ceramah di Masjid Gunungsari Indah Surabaya, Senin (17/7/2023) malam.
”Apa dalilnya masjid harus tutup setelah shalat Isya?” tanya Ustadz Jazir, sapaannya.
Menurut dia, ibadah umat Islam bisa dilakukan kapan saja, sebagai tempat ibadah maka masjid harus buka 24 jam.
”Lampu harus terang 24 jam. Artinya setiap saat jamaah yang mau beribadah, masjid harus siap menampung. Kalau ada takmir yang masih menganggap boros listrik maka bisa jadi takmirnya kikir,” tuturnya.
Dia menjelaskan, Nabi Muhammad saw selalu menerangi masjidnya dengan pelita pada saat malam. Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekkah lampunya juga paling terang di kota itu.
Ustadz Jazir menegaskan, ada takmir masjid yang menjadikan Allah seperti tahanan rumah, yang hanya bisa dijenguk pada jam-jam tertentu saja, sehingga jamaah tidak bisa bebas beribadah setiap saat. Masjid tutup habis Isya.
”Inilah fungsi masjid sebagai baitullah, yang memberikan kesempatan jamaah ketemu Allah setiap saat. Dan perlu juga dirintis adanya imam masjid. Bukan sekadar sebagai imam shalat, tapi juga imam yang menjembatani kebutuhan jamaah masjid,” tuturnya.
Selain itu, sambung dia, masjid juga berfungsi sebagai baitul maal. Imam masjid juga berkepentingan memberdayakan keuangan masjid untuk kebutuhan jamaah. Artinya dengan dana jamaah yang ada di masjid bisa membantu kebutuhan jamaah masjid yang lain.
Fungsi masjid lainnya, kata dia, sebagai baitul dakwah. Imam masjid juga harus bisa mengajak orang yang belum shalat untuk shalat.
”Diperlukan pemetaan jamaah yang ibadahnya kurang ataupun belum sempurna. Dipetakan juga kebutuhannya, dan juga solusinya. Sehingga jamaah bisa terpanggil untuk beribadah ke masjid,” tandasnya.
Menanggapi banyak takmir masjid yang diisi usia pensiun atau sebagai pekerjaan sembilan, Ustadz Jazir menyebut ayat wamaa kholaqtul jinnah wal insa illa liya’buduun.
”Allah menyuruh kita hanya beribadah. Beribadah sebagai presiden, ibadah sebagai profesor, ibadah sebagai tentara dan lainnya. Dan Allah tidak menyuruh untuk kerja… kerja… kerja…,” tegasnya.
Penulis Ichsan Mahyuddin Editor Sugeng Purwanto