PWMU. CO – Muhammadiyah mBatu Heritage membuka kenangan masa lalu perjuangan persyarikatan di Kota Batu. Bertempat di Galeri keramik Matahati, ada 20 foto hitam putih hasil repro dengan ukuran besar dipamerkan mulai Ahad (23/7/2023).
Beberapa seperti dua foto lama. Satu kelompok drumband Muhammadiyah. Kedua, lima wanita berkerudung dan berkebaya. Di foto itu bertuliskan: Batoe 1939 Pengoeroes Aisjijah.
Barang lainnya menampilkan beberapa foto bersejarah, pakaian HW, Tapak Suci dan Kokam, mesin ketik, dan benda lainnya yang berhasil ditemukan dan dikumpulkan oleh tim Lembaga Seni Budaya PDM Kota Batu.
”Drumband Muhammadiyah pernah besar, drumband bagian dakwah Muhammadiyah melalui seni budaya. Foto-foto ini menunjukkan bagaimana rekam jejak Muhammadiyah di Kota Batu,” papar Arif yang pernah menjabat sebagai Kepala TK ABA 1 Batu.
Seniman Muhammadiyah Kota Batu ini mengatakan, pameran ini untuk menebar spirit para pejuang Muhammadiyah Kota Batu.
Dia berharap Muhammadiyah mBatu Heritage ini menjadi impian lahirnya Museum Muhammadiyah Jawa Timur.
”Kami bermimpi seandainya Muhammadiyah mBatu Heritage ini menjadi cikal bakal museum Muhammadiyah Jawa Timur,” ujarnya.
Pada pembukaan pameran ini ada peluncuran buku karya Muchlis Arif berjudul Menggugah Muhammadiyah. Buku kumpulan puisi berisi 87 halaman. Isinya 58 judul puisi.
”Hadirnya buku antologi puisi ini wujud cinta saya pada persyarikatan. Saya dididik dan dibesarkan oleh keluarga Muhammadiyah. Di sela kesibukan alhamdulillah dalam kurun waktu dua bulan buku ini selesai,” ungkap Muchlis Arif yang juga Wakil Ketua PDM Kota Batu.
Gelaran makin meriah dengan pembacaan puisi seniman Kota Batu. Di awali oleh Ketua LSB Muhammadiyah Batu, Akbar Maulana, membacakan puisi berjudul Kosong salah satu puisi dalam buku itu.
Kosong
Muhammadiyah
tanpa seni
kosong
Muhammadiyah
tanpa budaya
kosong
Muhammadiyah
tanpa filsafat
kosong
Muhammadiyah
tanpa humaniora
kosong
ini abad kedua
seratus tahun sudah
masih sama
berdakwah tanpa seni
berdakwah tanpa humaniora
berdakwah tanpa budaya
kosong
Kiai Dahlan
berduka
Penulis Isna Hidayati Effendi Editor Sugeng Purwanto